Hujan, salju, es, dingin, dan tentunya srigala adalah elemen yang menjadi bagian dalam film Daughter of The Wolf.
Film garapan David Hacki dan ditulis oleh Nika Agiashvili ini diawali dengan adegan baku tembak antara seorang ibu (mantan militer) Claire Hamilton (Gina Carano) dan tiga pemuda; Larsen (Bredan Fehr), Virgil (Brock Morgan), dan Morgan (Stew McLean). Hal itu disebabkan karena Claire Hamilton harus menyerahkan sejumlah uang tebusan untuk anaknya, Charlie (Anton Gillis-Adelman), yang diculik. Alih-alih barter sekantong uang dengan anaknya, dua pemuda yang merupakan orang suruhan dari seseorang yang dipanggil Father (Richard Dreyfuss) tersebut malah tidak membawa Charlie.
Claire berhasil menembak salah satu dari mereka dan dua dari mereka dengan segera melarikan diri. Tidak terima dengan hal tersebut dan demi anaknya kembali, Claire mengejar dua pemuda yang diantaranya adalah Larsen. Melawan dua pemuda yang cekatan membawa mobil, mobil Claire terplanting hingga terbalik dan hampir terbakar.
Siapa yang menolong Claire? Ia adalah Larsen. Ya, salah satu anak bawah dari pelaku penculik Charlie.
Kenapa Larsen menolong Claire beberapa kali? Jawabannya ada di pertengahan cerita.
Apa motif pelaku penculikan yang dipanggil Father (Richard Dreyfuss) itu? Jawabannya ada di akhir cerita film ini. āŗāŗāŗ
Rangkaian film yang berdurasi selama satu jam dua puluh depalan menit ini cukup sederhana dengan konflik yang tidak kompleks.
Lalu layakkah film ini untuk ditonton? Menurut saya layak saja. Dari film ini penonton dibawa kepada dinginnya suasana sekitar gunung Yukon yang berada di dekat perbatasan Amerika dan Kanada.
Comments
Post a Comment