Skip to main content

Ulasan Film: Blok M (1990)



Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari, Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini.

Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu sekolah dengan Lola, juga selalu menghabiskan waktunya di daerah Blok M. Namun bukan untuk bersenang-senang tapi untuk menjadi perek.

Di satu Minggu di lintasan melawai, Lola dan ke-3 temannya memergoki Cindy sedang bersama Om om (laki-laki yang usianya jauh lebih tua dari Cindy) di dalam mobil. Kemudian terjadi kesalahpahaman ketika salah satu teman sekolah mereka menjelekkan Cindy melalui radio yang sedang Live dengan mengatasnamakan Lola. Mendengar hal itu, Cindy sangat marah dan mendatangi Lola dan 3 temannya yang sedang berada di dalam mobil. Ia mengatakan:
Kalian semua sama saja kayak gue (perek). Bedanya kalian main di sini buat seneng-seneng bukan karena terpaksa, tapi kalo gue ngelakuin ini karena terpaksa."
3 teman Lola tak terima dengan tuduhan dan perkataan Cindy, tapi Lola mampu menenangkan keadaan dan mengajak temannya untuk meninggalkan Cindy.

Lola tidak marah dengan apa yang dituduhkan Cindy padanya, ia Justru mencari tahu tentang kehidupan Cindy lebih dalam. Diam-diam ia datang ke rumah Cindy, dan akhirnya tahu bahwa Cindy memiliki 2 adik kecil yang masih sekolah dan ibu yang sedang dirawat di rumah sakit yang membutuhkan perawatan khusus. Mengetahui kedatangan Lola ke rumahnya, Cindy sangat marah dan tak suka Lola mencampuri hidupnya terlalu jauh.

Lola yang kesepian dan tak punya adik sesungguhnya memiliki niat baik terhadap adik-adik Cindy. Namun Cindy tak menyukai itu. Kemudian Lola dan Cindy bertemu dan berbicara 4 empat. Lola menawarkan Cindy pekerjaan dari relasi ayahnya. Dengan status Cindy yang masih sekolah dan tak memiliki keahlian apa-apa, ia merasa rendah diri dan putus asa mendapatkan pekerjaan lain selain melacur. Lalu Lola mengatakan:
Lola: "Cin, lo pernah inget Tuhan, nggak?"
Cindy: "Gue kalo inget itu suka histeris. Rasanya gue udah terlalu jauh dari sentuhan-Nya. Tapi pasti gue balik."
Alur cerita film Blok M maju. Cerita film Blok M sederhana dan menghibur, tipikal film kehidupan anak remaja pada umumnya. Akhir cerita Blok M bikin haru. Lola yang baik dan tulus ingin dekat dan membantu keluarga Cindy berhasil meyakinkan Cindy bahwa ia bisa menjadi seseorang yang bisa dipercaya dan tak ada niat buruk apapun terhadap kehidupan Cindy.

Ada beberapa hal yang saya perhatikan dalam film ini untuk membandingkan kata-kata gaul dan perilaku anak-anak remaja pada tahun 90an dengan tahun sekarang (2018). Beberapa hal tersebut masih digunakan hingga saat ini dan beberapa sudah tidak digunakan. Diantaranya:
Kata-kata:
  • Anjir
  • So pasti
  • Sorry berat
  • Tokai (tinja atau kotoran makhluk hidup)
  • Jangan! jangan ragu-ragu lagi.
Singkatan:
  • PBM = Pasukan Berani Malu
  • SKSD = Sok Kenal Sok Dekat
  • PKK = Pelajar Kurang Kerjaan
  • IWAPI = Ikatan Wanita Ngerumpi
Perilaku:
  • Foto dengan gaya "salam dua jari".
  • Menunggu gebetan datang sebelum masuk kelas.
  • Ngerumpi karena belum ada telepon seluler.
  • Menulis diary
Fasilitas umum untuk komunikasi jarak jauh:
  • Telepon umum
  • Telepon rumah
Nilai: 4/5

Comments

  1. Terus terang aja saya nontonnya engga ada ekspektasi. Judulnya bikin malesss: "Bakal Lokasi Mejeng". Yang terbayang cuma para remaja remaja pating celamitan di kawasan Melawai. Tapi setelah mengikuti ceritanya, saya sadar ini film lumayan.

    Di antara beberapa film remaja, terus terang film ini yang paling ada unsur kemanusiaannya. Bukan sekedar remaja ribet urusan cinta, bukan sekedar remaja meninggal terus jadi hantu, atau hal-hal lain yang engga menyentuh realita.

    Bayangkan aja, ada remaja putri yang terpaksa jadi PSK, itu udah "ganggu". Walaupun mungkin terpaksanya menurut orang lain dipaksain. Tapi menurut saya masuk akal.

    Hidup itu soal pilihan. Mau adik-adik dan ibunya terbengkalai semua dan dia tetap jadi pelajar baik-baik, atau dia jadi PSK supaya masalah hidup bisa teratasi. Akrobat seorang remaja SMA dalam kehidupan yang menghimpit. Tekanan ekonomi itu emang "dead animal".

    Tidak ada adegan porno, tidak ada pamer kemulusan yang berlebihan. Sangat lumayan buat kelas film remaja.

    Tapi ya entah, apa film ini menarik buat remaja saat itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju banget sama komentarnya yang detil banget tentang film ini.

      Menarik enggaknya buat remaja saat itu, saya kira cerita film ini diangkat dari realita remaja yang terjadi saat itu.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim