Skip to main content

Ulasan Film: Damsel (2018)


Damsel merupakan film drama, komedi, western Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh David Zellner dan Nathan Zellner. Damsel dibintangi oleh Robert Pattinson, Mia Wasikowska, dan juga sang sutradara dan penulis film ini, David Zellner dan Nathan Zellner. Film ini rilis di Sundance Film Festival pada 23 Januari 2018, sedangkan rilis di Amerika Serikat pada 22 Juni 2018.

Bersetting dengan kehidupan dan bergaya cowboy tahun 1870, film ini mengisahkan tentang seorang laki-laki, Samuel Alabaster (Robert Pattinson), yang memiliki kemakmuran datang melewati perbatasan Amerika ke arah Barat demi untuk melamar perempuan pujaannya, Penelope (Mia Wasikowska).

Dengan membawa seekor kuda kecil atau kuda miniatur yang diberi nama Butterscotch, terlebih dahulu Samuel mencari Parson Henry (David Zellner) untuk mengantarkannya dan menemukan Penelope. Kuda kecil tersebut akan Samuel berikan pada Penelope pada saat ia akan melamarnya.

Pada saat di pertengahan jalan di tengah hutan, Samuel melihat seorang laki-laki di pinggir kali. Dengan percaya diri dan tanpa bukti, Samuel mengira bahwa laki-laki itu telah menculik Penelope. Saat itu juga, Samuel dan Parson mengejar laki-laki tersebut hingga ke suatu rumah. Dan tanpa pikir panjang, Samuel menembak laki-laki yang bernama Anton Cornell (Gabe Casdorph) hingga tewas.

Mendengar suara tembakan, Penelope keluar dari rumah yang terbuat dari kayu itu. Alih-alih mendapat sambutan baik dari Penelope, Samuel mendapatkan kemarahan besar Penelope karena telah membunuh laki-laki yang ia cintai dan telah membuatnya bahagia selama mereka hidup bersama.

Rangkaian cerita Damsel cukup sederhana. Dari awal hingga akhir, cerita dibiarkan mengalir apa adanya seperti kehidupan yang harus dijalani dan diterima dengan semestinya. Dan cerita film ini nampaknya dibuat dengan cerita yang antiklimaks.

Bagi yang menyukai yang film bergenre cowboy dan leluconnya, serta jika ingin melihat si bintang vampir cool dan Alice in Wanderland berada dalam satu frame beradu akting, film ini bisa menjadi referensi tontonan yang memiliki ide dan konsep cerita yang beda dari genre film lainnya. Atau, bagi penggemar Robert Pattinson dan rindu melihat aktingnya, Damsel bisa jadi rekomendasi film yang layak untuk ditonton. Karena di film ini, Robert Pattinson memiliki karakter laki-laki yang lucu dan memiliki aksen yang membuatnya tambah lucu. Barangkali bisa dibilang karakter dalam film ini berbeda dari karakter-karakter yang pernah ia mainkan sebelumnya.

Satu kesimpulan yang bisa saya ambil dalam film ini adalah move on dan menerima kehidupan atas apa pun yang telah terjadi baik atau pun buruk. Dan salah satu baris dialog yang saya suka dalam film ini adalah ketika Penelope harus melanjutkan hidupnya dan ia memilih untuk tidak membawa apa pun yang bukan miliknya, ia berkata:
I know I don't know everything. But I know as much as I can handle it and I'd like to leave it at that.
Nilai: 3.5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim