Skip to main content

Ulasan film: Tully (2018)


Tully merupakan film drama Amerika. Film yang berdurasi kurang lebih 96 menit ini disutradarai oleh Jason Reitman dan ditulis oleh Diablo Cody. Tully dibintangi oleh Charlize Theron yang menjadi bintang utama dalam film ini. Tully rilis di Amerika Serikat pada 4 Mei 2018, sedangkan rilis di Indonesia pada 30 Mei 2018.

Tully mengisahkan seorang ibu, Marlo Moreau (Charlize Theron), beranak dua; Sarah (Lia Frankland) dan Jonah (Asher Milles Falica) dan sedang hamil anak ketiga. Kehamilannya tersebut bukan kehamilan yang direncanakan. Mengurus dua anaknya yang masih kecil saja membuat Marlo kewalahan, apalagi ditambah dengan anak ketiganya serta Jonah yang memiliki gangguan perkembangan.

Memasuki masa-masa melahirkan, Marlo berusaha menjalankan kehidupannya senormal mungkin seorang diri, namun terkadang dibantu oleh suaminya, Drew Moreau (Ron Livingston). Dan hidup Marlo mulai sangat hectic dan kelelahan pada saat sang bayi yang diberi nama Mia lahir.

Pada saat Marlo dan keluarganya berkunjung ke rumah saudara laki-lakinya yang kaya, Craig (Mark Duplass), Marlo mendapat hadiah baby shower oleh Craig seorang pengasuh malam. Awalnya Marlo menolak pemberian tersebut. Karena ia pikir hal tersebut hanya membuang-buang uang.

Malam itu, tiba-tiba datang seorang perempuan muda yang bernama Tully (Mackenzie Davis) ke rumah Marlo. Marlo menganggap bahwa Tully adalah pengasuh malam yang dihadiahkan oleh Craig. Dari awal yang aneh dengan datangnya Tully, Marlo perlahan memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan Tully.

Secara keseluruhan cerita, film ini mengangkat isu tentang potret menjadi orangtua, lebih spesifiknya menjadi seorang ibu. Yaitu seorang ibu yang harus melewati masa-masa hamil, melahirkan, dan mengurus anak dengan segala rupa masalah demi menjadi ibu yang baik dan selalu ada untuk anak-anaknya. Ia tak lagi memikirkan dan mengurus dirinya sendiri hingga mengalami kelelahan yang ekstrim dan parahnya sampai pada "kejiwaan"nya. Cerita yang cukup realistis.

Dalam bagian cerita film ini, ada satu hal yang masih agak blur buat saya, yaitu tentang keberadaan Tully. Apakah Tully nyata atau hanya halusinasi Marlo yang teramat lelah dengan rutinitasnya.

Sebagai pemeran Marlo, Charlize Theron memainkan peran ini dengan sangat baik. Peraih penghargaan Academy Award dan Golben Globe Award ini bermain dengan penuh totalitas, dari akting sampai bentuk tubuh.

Buat saya, ada tiga adegan favorit dalam film ini yang sekaligus menunjukkan bahwa Marlo adalah ibu yang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk anak-anaknya. Yang pertama, ketika Sarah mencuci rambut Marlo. Lalu sambil memijat kepala Marlo dengan sampo, Sarah bertanya:
Sarah: "Why do you wear make up now?"
Marlo: "I guess I just want to look nice sometimes. Why? You don't like it."
Sarah: "I like it. You just look different, like Draculaura (salah satu karakter dari film yang Sarah tonton)."

Adegan yang kedua adalah ketika Sarah bernyanyi lagu Rae Carly Jepsen yang berjudul Call Me Maybe di pesta ulang tahun temannya, di pertengahan lagu Marlo maju ke depan ikut menyanyikan lagu itu untuk membuat Sarah percaya diri. Dan adegan yang ketiga adalah ketika Jonah dihukum di sekolah atas sikapnya yang kurang baik. Seorang guru menyuruhnya mengangkat salah satu kaki dan tangannya, dan Marlo yang saat itu mendampingi Jonah ikut melakukan hal yang sama dengan Mia di gendongannya.

Terakhir, percakapan terbaik dan paling "fair" yang tak pernah saya dengar di percakapan film manapun. Percakapan itu terdapat di durasi satu jam dua puluh lima menit tujuh belas detik di film ini. Adegan dimana ketika Tully datang menemui Marlo yang sedang terbaring lemah di rumah sakit. Ia datang untuk berpamitan dan Marlo merasa ia tak tahu akan seperti apa tanpa Tully.
Marlo: "I don't want you to go."
Tully: "Well, I was really just here to get you through the danger zone."
Marlo: "Yeah, what am I suppose to do now."
Tully: " You'll do what you have to do. And then you'll do it again."
Marlo: "If I'm older, why are you so wiser?"
Tully: "Because I'm twenty six. All I have is to think about stuff."
Marlo: "Such a shame. You're gonna forget it all after three pregnancies."

Saya katakan adil karena segala sesuatu harus diukur dan dibandingkan sesuai porsinya (Marlo ibu tiga anak dan harus mengurus rumah tangganya, sedangkan Tully masih sendiri), atau barangkali tak ada sesuatu atau seseorang yang perlu dibandingkan karena semua sudah sesuai takarannya.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim...

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu...

Ulasan Film: What Still Remains (2018)

What Still Remains merupakan film drama Thriller Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Josh Mendoza. What Still Remains berdurasi kurang lebih satu jam tiga puluh menit. Film ini dibintangi oleh Lulu Antariksa, Colin O'Donoghue, Mimi Rogers, Dohn Norwood, Jeff Kober, Peter O'Brien, Roshon Fegan, dan beberapa pemain pendukung. What Still Remains rilis di Amerika pada 14 Agustus 2018. What Still Remains mengisahkan seorang gadis berusia 19 tahun, Anna (Lulu Antariksa), yang hidup berjuang sendirian pasca ibunya meninggal karena sakit bertahun-tahun dan adik laki-lakinya, David (Roshon Fegan), yang menghilang setelah seseorang mengikuti mereka di hutan. Sebelum meninggal, ibu Anna yang tak pernah meninggalkan tempat tidurnya memberi pesan pada Anna pada saat Anna merasa bahwa dengan keadaan dan situasi yang sangat menyedihkan ia tak perlu bermimpi dan berharap tentang apapun, sang ibu mengatakan:   If we don't have hope, what is the point of living. ...