Skip to main content

Ulasan Film: Take Off (2017)


Take Off merupakan film drama thriller India yang diangkat berdasarkan kejadian nyata yang terjadi pada seorang perawat India yang berniat ingin merubah hidup lebih baik sebagai seorang perawat di kota Tikrit, Irak pada tahun 2014.

Take Off disutradarai oleh Mahesh Narayan dan ditulis oleh Mahesh Narayan dan P. V. Shajikumar. Film ini dibintangi oleh Parvathy, Kunchacko Boban, dan Fahadh Faasil yang menjadi tokoh utama dalam film ini. Take Off rilis pada 24 Maret 2017 di India, dan rilis di Amerika pada 7 April 2017.
Take Off mengisahkan seorang perawat muslim India, Sameera (Parvathy) yang mengalami cobaan hidup dan penderitaan yang bertubi-tubi. Setelah ia bercerai dengan mantan suaminya, Faizal (Asif Ali), Sameera berkeinginan untuk bekerja di Tikrit Irak demi hidup yang lebih baik sebagai seorang perawat. Namun keinginan itu ditentang oleh mantan suami dengan alasan anak mereka, Ibrahim atau Ibru (Eric Zachariah), yang masih membutuhkan sosok seorang ibu.

Bukan hanya itu, pada saat mengurusi berkas-berkas, Sameera tak memiliki sertifikat terbaru yang menjadi persyaratan keberangkatannya ke Irak. Namun ia masih tetap berusaha keras untuk bisa pergi ke Irak.

Mengetahui bahwa salah satu perawat laki-laki, Shaheed (Kunchacko Boban), yang sudah mencintainya sejak pertama kali bertemu Sameera, Sameera memintanya untuk segera menikahinya untuk dapat pergi ke Irak bersamanya dan 19 perawat yang lain. Yang mana mereka akan bekerja di Tikrit Teaching College, rumah sakit pemerintah Irak.

Setelah menikah dan semua persyaratan yang diajukan telah terpenuhi, akhirnya Sameera, Shaheed, dan perawat lainnya siap berangkat ke Tikrit. Namun masalah baru muncul, yaitu Sameera hamil, bahkan sempat ingin melakukan aborsi namun niat itu ia urungkan. Dan mau tak mau ia harus berangkat ke Tikrit dalam keadaan hamil.

Menginjakkan kaki pertama kali di Irak, masalah mulai muncul di hadapan Sameera. Lalu diikuti dengan masalah-masalah lain. Mulai dari Irak yang sedang dalam gejolak konflik Islam, Isis, dan terorisme (perang saudara yang brutal), lalu 2 bulan kemudian Ibru yang datang ke Irak bukan untuk liburan seperti yang direncanakan sebelumnya akan tetapi ia akan tinggal permanen bersama Sameera sedangkan ia harus menyembunyikan pernikahan dan kehamilannya dari sang anak yang sengaja tak ia beri tahu dari awal, disusul dengan kepergiaan Shaheed ke Mosul (kota lain di Irak), dan yang terakhir Sameera dan 19 perawat lainnya menjadi tawanan kelompok Isis.

Cerita film Take off sangat baik, bagus, menarik dan emosional. Penonton dibawa ke dalam situasi yang mencekam, menegangkan, menyedihkan, mengharukan, dan penderitaan tokoh utama dalam keadaan hamil dan memiliki seorang anak kecil. Selain itu, peliknya masalah birokrasi pemerintah yang membuat duta besar India di Irak, Manoj Abraham (Fahadh Faasil), harus sebijaksana mungkin mengambil keputusan yang tepat untuk menyelamatkan warganya dari konflik internal tersebut juga membuat film ini semakin berkesan. Tak heran jika film ini dan pemeran utama yang memainkan peran sebagai Sameera, Parvathy, memenangkan beberapa perhargaan.

Inti cerita dalam film ini adalah mengangkat isu tentang tentang profesi yang tidak terlalu dihargai tinggi oleh negara (perawat), keyakinan, agama, Islam, dan terorisme. Poin pertama menjadi masalah utama mengapa Sameera sangat ingin ke Irak karena pekerjaan perawat tak terlalu dihargai (gaji) di India.

Pada saat Sameera memohon pertolongan pada sang duta besar, Manoj, untuk menemukan dan menyelematkan suaminya yang sedang berada di Mosul, mereka sedikit berargumen lantaran bukan hanya Sameera yang butuh bantuan, namun masih banyak orang India di Irak yang juga terjebak dalan konflik tersebut juga membutuhkan pertolongan. Satu dialog yang akhirnya membuat sang duta besar tersentuh dan bekerja sebaik mungkin untuk menyelamatkan Sameera dan warga India lainnya yakni,

Manoj: "Kenapa kau tak pulang saja?"
Sameera: "Kau tahu berapa banyak kami dibayar di rumah (India)? Keluarga kami mengambil pinjaman untuk pendidikan kami. Kami juga punya pekerjaan seperti yang kau katakan. Tapi bahkan tak cukup untuk melunasi yang telah kami dapatkan. Itu bukan hanya tentangku. Ini lah keadaan semua perawat yang datang untuk bekerja di tempat ini. Kami disebut malaikat Tuhan. Orang yang memanggil kami itu tidak tahu keadaan rumah kami. Kami berdoa untuk kehidupan dari setiap pasien yang sekarat di depan kami."

Seperti yang sudah sebagian umat dunia tahu, bahwa Irak merupakan salah satu negara Islam yang memiliki konflik perang saudara. Keyakinan beragama menjadi hal yang sangat sensitif di negara ini. Sesama mereka yang beragama Islam saja saling berperang, apalagi dengan agama yang berbeda agama. Nauzubillah min zalik jika hal ini terjadi di Indonesia.

Satu kutipan menarik yang dikatakan oleh Shaheed ketika ia menolong salah satu kelompok Isis yang sedang dalam keadaan kritis. Shaheed yang seorang muslim sambil mengobatinya berkata padanya,
Islamku tumbuh tak meminta siapapun untuk membunuh orang."
Dan satu adegan terakhir yang sangat sederhana namun sangat menyentuh hati adalah ketika Sameera, Ibru, dan 19 perawat yang tertahan di salah satu kamp Isis. Salah satu anggota Isis yang mengkoordinasi para tawanan, Namaaz, menanyakan tentang agama semua perawat.

Namaaz: "Apakah kalian semua muslim?"
Sameera: "Ya kami semua muslim. (Nyatanya tak semua perawat beragama Islam. Sameera berbohong demi kebaikan diri, kandungan, anak lelakinya, dan semua perawat)."
Namaaz: "Kenapa kalian semua tak bisa bahasa Arab? Apakah kalian membaca qur'an?"
Sameera: "Ya kami membacanya dengan bahasa kami. (terjemahannya)"

Kemudian berniat untuk menguji mereka, Namaaz membacakan surat Al-Ikhlas,

Qul huwallahu ahad (Katakanlah, "Dia lah Allah Yang Maha Esa). Allahus shomad (Allah tempat meminta segala sesuatu).

Namaaz menghentikan ayat yang dibacanya dan menunggu apakah akan ada yang bisa meneruskannya. Kemudian Ibru yang dengan wajah polos dan keberaniannya meneruskan ayat tersebut,

Lam yalid wa lam yuulad (Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan). Wa lam ya kul lahu kufuwan ahad (Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia).

Dan surah tersebut seperti menjadi kunci apakaah Sameera, anaknya, dan teman-temannya akan bebas.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim