Skip to main content

Ulasan Film: Danur 2: Maddah (2018)


Danur 2: Maddah merupakan film horor Indonesia. Film yang berdurasi selama kurang lebih satu jam tiga puluh menit ini adalah kelanjutan dari Danur: I Can See Ghosts (2017) . Film yang diangkat berdasarkan kisah nyata dan diangkat dari novel ini masih dibintangi oleh Prilly Latuconsina dan Sandrinna Michelle sebagai bintang utamanya.

Danur 2: Maddah disutradarai oleh Awi Suryadi. Sedangkan yang menulis cerita dan naskah film ini ditulis oleh sang penulis novel dengan judul yang sama, Risa Saraswati, yang juga menjadi cameo dalam film ini. Film ini rilis pada 28 Maret 2018.

Masih berteman dengan tiga sahabat hantu kecilnya, Peter (Gamaharitz), William (Alexander Bain), dan Jhansen (Kevin Bzezovski Taroreh), Risa (Prilly Latuconsina) dan adik perempuannya, Riri (Sandrinna Michelle), ditinggal oleh kedua orangtuanya ke luar negeri dalam rangka dinas pekerjaan. Namun keluarga Paman Risa, Om Ahmad (Bucek Depp), Tante Tina (Sophia Latjuba), dan Angki (Shawan Adrian Khulafa) baru pindah ke Bandung. Dengan kepindahan mereka, Risa dan Riri tak benar-benar sendirian. Kadang mereka berkunjung dan bahkan menginap di rumah keluarga pamannnya.

Di cerita film sebelumnya, Riri merasa baik-baik saja dengan kemampuan Risa yang mampu melihat makhluk tak kasat mata. Namun dalam cerita kali ini, Riri sedikit merasa jengah dengan kemampuan kakaknya yang tiba-tiba berteriak pada saat ia menemani Riri melakukan gladiresik untuk pementasan suatu acara. Ditambah lagi, teman hantu Risa bertambah dua lagi; Hans (Justin Rossi) dan Hendrick (Matthew White).

Masalah Risa kali ini adalah sesuatu yang aneh terjadi pada pamannya, Ahmad. Suatu siang, ia melihat pamannya membawa seikat bunga dan  seorang wanita sedang duduk di dalam mobilnya. Melihat perilaku Ahmad yang aneh setelah kejadian tersebut, Risa mengira bahwa Ahmad telah selingkuh dengan wanita lain. Namun Risa tidak mengatakan apa yang ia lihat dan duga kepada Tina dan Angki.

Untuk memastikan apa yang terjadi pada pamannya yang semakin bersikap sangat pendiam dan linglung, Risa mencari tau sendiri meskipun kelima sahabat hantunya melarangnya. Hal itu yang disebut maddah, yang berarti melihat lebih dalam. Untuk mengungkapkan kasus yang terjadi pada pamannya, Risa harus membacanya lebih dalam. Kata-kata tersebut diungkapkan oleh seorang perias mayat. Ia juga mengatakan pada Risa bahwa,
Yang tak terlihat belum tentu tak ada."

Jalinan cerita film Danur 2: Maddah sama seperti tipikal cerita horor misteri yang pernah ada. Konten ceritanya sederhana, mudah dipahami, dan tidak berlebihan. Namun, bila melihat dari sisi keseramannya, Danur 2: Maddah ini  lebih terasa horornya dibanding dengan film Danur yang pertama. Penampakan hantu, efek scoring, dan pencahayaan yang dibuat sangat minim mampu membuat film ini menciptakan suasana sangat mencekam. Beberapa kali saya kaget dan berteriak ketika adegan-adegan menyeramkan muncul. 😁😅😂

Nilai: 3.8/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim