Skip to main content

Ulasan Film: Cold November (2017)



Cold November merupakan film drama keluarga Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Karl Jacob yang juga menjadi salah satu pemain dalam film ini. Cold November rilis pada 20 Oktober 2017.

Menembak rusa pertama kali menjadi momen yang sangat berarti sekaligus mendebarkan untuk seorang gadis berusia 12 tahun, Florence (Bijou Abas). Florence adalah seorang anak perempuan yang tinggal bersama ibu, Amanda (Anna Klemp) dan neneknya, Georgia (Mary Kay Fortier-Spalding). Bibi, Mia (Heidi Fellner), paman Florence, Craig (Karl Jacob), juga tinggal bersama mereka hanya untuk sementara waktu untuk menghilangkan rasa sedih mereka atas kematian anak mereka, Sweeney (Alaina Lucy Rivera).

Di tempat Florence tinggal (di sekitar hutan), menurut ritual dari generasi ke generasi keluarga Florence, seorang gadis yang sudah memasuki usia 12 tahun sudah berhak melakukan penembakan rusa pertamanya. Dari ibu dan keluarganya, Florence mendapat hadiah sebuah senapan 30-30 untuk penembakan rusa pertamanya.

Di usia tersebut, Florence bukan hanya akan melakukan penembakan pertamanya, namun pada masa itu juga ia sudah memasuki gerbang kewanitaannya. Di malam hari, ia mendapati dirinya bahwa ia telah mengalami menstruasi pertamanya.

Semakin bertambahnya usia, kemampuan menembak rusa semakin baik. Itu yang terjadi pada Georgia, nenek Florence. Ia selalu mendapat rusa dari hasil tembakannya. Dan, sebelum benar-benar melakukan penembakan rusa pertama bagi Florence, ia juga harus belajar cara menguliti, membedah, dan membersihkan isi perut. Georgia mengajari hal itu pada Florence.

Sang ibu, Amanda, tak ingin melewatkan momen bersejarah bagi anaknya pada saat mendapat buruan pertamanya. Di cuaca yang sangat dingin, Amanda yang juga bekerja menyempatkan diri untuk mengantar Florence ke pos penembakan lalu meninggalkannya. Pos itu didirikan di samping batang pohon dengan ketinggian pos yang tak terlalu tinggi namun cukup untuk menjangkau rusa yang mendekati pos tersebut.

Sayangnya, hari itu bukan hari keberuntungan Florence. Tak ada satupun rusa yang datang mendekatinya. Bahkan ia hampir celaka karena selimut yang ia gunakan untuk menghangatkan tubuhnya terbakar api yang juga berfungsi untuk menghangatkan tubuhnya.

Alur Cold November maju. Jalan cerita dan konflik dalam film ini sangat sederhana. Meskipun sederhana, cerita film ini tak monoton dan terus bergerak hingga tak membuat saya jenuh menontonnya. Ide cerita yang diangkat oleh penulis cukup unik hingga muncul beberapa pertanyaan di kepala saya:

Apakah adat melakukan penembakan pertama di usia 12 tahun benar-benar ada di suatu tempat dalam dunia nyata?

Apa makna dibalik penembakan pertama rusa?

Apakah menembak rusa menjadi hal yang diizinkan atau legal di tempat tertentu?

Melakukan pembedahan rusa yang sudah mati dan mempreteli isi perutnya, apakah sah sah saja disajikan di dalam suatu film?

Namun terlepas dari pertanyaan-pertanyaan di atas, film ini sangat hangat di cuaca yang sangat dingin. Pada saat Florence, Amanda, Georgia, Mia, dan Craig melakukan sauna, mereka bercerita dan berbagi hal secara face to face dan heart to heart, sangat hangat dan intim.

Akhir cerita diakhiri dengan kata-kata Craig tentang bagaimana akhirnya ia mampu melewati masa lalu tentang kematian Sweeney yang sempat membuatnya seperti tak bisa melanjutkan hidup dengan sempurna, kemudian membakar foto Sweeney yang selalu ia bawa dan simpan di dalam kantong celananya:
........ Because I guess when there is something out of your control, it feels good to stand and watch the past burn away together. Makes you realize maybe you all have something in common. Maybe things aren't as bad as they seems.


Lokasi tempat yang sangat alami, tak ada polusi atau pencemaran apapun, hingar bingar, kekerasan fisik atau verbal, juga tak ada gadget yang "merampas" kehidupan Florence membuat film ini bisa menjadi referensi tontonan film ringan dan sedikit menyegarkan.

Nilai: 4/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim