Skip to main content

Ulasan Film: Stephanie (2017)


Di awal menonton film Stephanie  saya merasa kasihan, takut, dan ngeri melihat seorang bocah perempuan, Stephanie (Shree Crook), yang tinggal sendirian di rumah yang cukup besar dan nampak jauh dari pemukiman warga selama beberapa hari. Ia melakukan semuanya sendiri, dari membuat jus sampai kakinya terkena pecahan kaca toples yang letaknya berada di atas lemari yang tak sengaja ia jatuhkan karena tak bisa menjangkaunya, menyiapkan makan malam, sampai melakukan bedtime story untuk dirinya sendiri. Sangat mandiri.

"Teman" Stephanie hanya sebuah boneka kura-kura yang ia panggil Francis. Di malam hari selalu mendengar suara yang ia sebut monster, lampu kadang mati sendiri, kemudian cerita berkembang bahwa ternyata Stephanie hidup dengan mayat yang ia panggil Paul (Jonah Beres). Hingga pada suatu malam yang sangat mencekam, Stephanie merasa sangat ketakutan. Ia bersembunyi di dalam lemari. Seseorang atau sesuatu seperti hendak menuju lemari. Dan ternyata, sosok itu adalah ayahnya, Eric (Frank Grillo), dan ibunya (Anna Torv).

Di momen itu saya merasa terkecoh oleh cerita film ini. Saya pikir Stephanie akan sendirian sepanjang cerita karena ia telah tinggal sendirian di rumah selama beberapa hari tanpa ada clue apapun tentang orangtuanya. Namun dalam momen ke-sendiri-an Stephanie itu lah kekuatan yang sangat jahat dan penuh kedengkian merasuki jiwa dan pikiran Stephanie, yang menjadi konflik cerita film ini.

Jalan cerita Stephanie cukup menarik. Penonton dibawa penasaran dan berpikir dengan cerita yang tak terduga di akhir ceritanya dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Stephanie. Ketika ayah Stephanie mengatakan sesuatu pada Stephanie di sekitar menit 46,
You are strong, Stephanie. I'm talking about the strength inside here (menunjuk ke kepala). The strong inside
.................................................
But here inside (menunjuk kepala lagi), it's all you, all the way, good and bad. That's for you to control. That's for you to change if you want to. Fear, or anger, or doubt, they're all what you call monster. When you got these feelings, the bad feelings, what you have to do is make them small. That's it, to beat it. That't the rule number one. Don't make the bad things big. Everything is gonna be fine."
kata-kata itu seperti clue buat saya dan inti dari masalah juga yang sedang dihadapi Stephanie, ayah, dan ibunya, juga salah satu pesan yang (barangkali) ingin disampaikan penulis pada penonton dalam situasi apapun.

Stephanie merupakan film drama, horor, fantasi Amerika. Film ini disutradarai oleh Akiva Goldsman dan ditulis oleh Ben Collins dan Luke Piotrowski. Stephanie rilis premier di Overlook Film festival pada 27 April 2017, namun rilis di Amerika pada 17 April 2018.

Meskipun karakter utama dalam film Stephanie adalah anak-anak, namun film ini tidak diperuntukkan untuk anak-anak. Terdapat tindakan fisik yang tak layak disaksikan oleh anak-anak di akhir film ini.

Pesan moral yang bisa saya bisa simpulkan dalam cerita film ini adalah,
Jangan pernah tinggalkan anak (dibawah umur) sendirian di rumah, apapun alasannya."
Satu hal yang saya tak mengerti dari akhir setelah cerita film ini selesai adalah gambar-gambar tempat-tempat terkenal di dunia seperti Taj Mahal (India), Patung Liberti (Amerika), gedung opera (Australia), dan beberapa tempat lainnya yang muncul setelah cerita telah usai. Bangunan-bangunan itu ditunjukkan dengan keadaan hancur. Apa makna dan hubungannya dengan cerita?

Nilai: 4.3/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim