Skip to main content

Ulasan Film: Samson (2018)


Membaca judul film Samson mengingatkan saya pada film Samson Indonesia, Samson Betawi, yang diperankan oleh aktor komedian Benyamin Sueb pada akhir tahun 80an. Saya mengingat versi yang dimainkan oleh mendiang Benyamin Sueb karena hanya versi itu yang saya tonton.

Inti dari cerita Samson (2018) ini masih mengacu pada cerita sejarah yang pernah ada. Diceritakan tahun dalam film ini adalah 1170 BC di Ancient Israel. Bahwa telah lahir seorang anak, Samson (Taylor James), yang dipercaya oleh bangsa Ibrani bahwa ia akan mampu melepaskan perbudakan yang terjadi pada bangsa Ibrani yang dilakukan oleh Raja Balek (Billy Zane) dan Pangeran Filistin, Rallah (Jackson Rathbone). Raja Balek dan Rallah adalah pemimpin yang sangat keji. Dan Rallah bukan hanya keji akan tetapi sangat tirani. Ia memanfaatkan kekuasaannya dengan semena-mena. Bukan hanya itu, ia juga sangat berambisi dengan mahkota dan tahta menjadi raja, menggantikan posisi ayahnya.

Samson tumbuh menjadi laki-laki yang kuat, tangguh, dan tak nampak seperti bangsa Ibrani yang sangat lemah tak berdaya melawan perintah Rallah. Pada saat ia menunjukkan kekuatannya, ia melihat wanita cantik bernama Taren (Frances Sholto-Douglas). Samson jatuh cinta pada pandangan pertama. Begitu juga dengan Taren. Hanya dengan bertemu dan berbicara dalam waktu singkat, Samson ingin menikahi Taren. Namun hal itu tak semudah apa yang Samson bayangkan, karena Taren merupakan tawanan Rallah dan diketahui sebagai bangsa Filistin meskipun orangtuanya berasal dari Timnah.

Meski tak disetujui oleh Rallah, penikahan tetap berlangsung. Dalam pesta tersebut, Samson yang masih bermusuhan bertaruh dengan Rallah. Ia mengeluarkan kata kiasan pada Rallah yang maknanya tak Rallah mengerti:
Out of the eater, something to eat. Out of the strong, something sweet."
Tidak serta merta langsung hidup bersama Taren setelah melangsungkan pesta pernikahan, Samson harus menebus Taren yang ditawan oleh Rallah dengan 30 tunik. Niat untuk menjemput Taren dengan membakar istana Balek dan Rallah, Rallah justru membunuh Taren dengan menjatuhkannya di api yang sedang berkobar mengelilingi istana.

Tak lama setelah itu, ayah Samson tewas dibacok Rallah. Samson merasakan kesedihan yang berkepanjangan dan merasa bahwa ia gagal karena tak bisa memenuhi janjinya. Namun saudara laki-laki Samson, Caleb (Greg Kriek), berhasil meyakinkan Samson dan membuatnya bangkit kembali melawan Rallah yang tirani.

Permintaan Samson pada Rallah sesungguhnya sangat sederhana. Ia hanya meminta perdamaian. Tentu Rallah yang sangat ambisius dengan tahta dan kekuasaan tak mengindahkan hal itu. Tak mengabulkan permintaannya, menjadi kesempatan Samson dengan segala kekuatannya untuk membalas dendam atas semua yang sudah dilakukan oleh Rallah terhadap orang-orang yang ia cintai dan bangsanya. Rallah yang merasa ketakutan dengan kekuatan Samson mengirim Delilah (Caitlin Leahy) untuk mencari sumber kekuatan dan juga menjadi kelemahan Samson.

Karakter Samson dalam film ini sangat amat religius dan berpasrah pada Tuhan. Ia selalu meminta petunjuk dan kekuatan pada Tuhan pada saat melawan Rallah. Beberapa kata yang saya tangkap:
Let them witness this strength because of God."
My power is from God."
God, hear me. Don't abandon me. Be my strength."
For the first time, I hear His desire, not mine."
My strength is yours. My eyes are yours. Now I listen what would you have me do?"
God, give me a strength for the last time."
Meskipun sangat perkasa, Samson merupakan pemuda yang sedikit sensitif. Ketika ia merasa lemah, ia tetap meminta doa pada ibunya.
Samson: "Pray for me."
Ibu: "I always pray for my children."

Banyak kata-kata yang sarat makna dalam film ini. Baik berupa puisi, kiasan, atau diksi. Meskipun inti cerita Samson (2018) sama dengan cerita Samson sebelum-sebelumnya, tapi saya rasa film ini cukup menarik  buat ditonton. Di akhir cerita diceritakan tentang sejarah kepemimpinan David (orang islam menyebutnya nabi Daud) menurut kitab injil.

Film Samson (2018) disutradarai oleh Bruce Mcdonald dan ditulis oleh Jason Baumgardner dan Galen Gilbert. Film bergenre action drama ini rilis di Amerika pada 16 Februari 2018.

Nilai: 4/5

Comments

  1. Saya Tidak Setuju kenapa Nama Yang digunakan Untuk Pangeran Filistin Adalah Rallah.. Kenapa Bukan George atau Samuel..?

    ReplyDelete
  2. Barangkali pada masa sebelum masehi belum ada nama-nama seperti George atau Samuel. Orang-orang pada masa itu masih cenderung menggunakan nama-nama arab. just my opinion :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim