Skip to main content

Ulasan Film: Fahrenheit 451 (2018)


Fahrenheit 451 merupakan film yang diangkat dari novel yang ditulis oleh Ray Bradbury pada tahun 1953 dengan judul yang sama. Film drama Distopia Amerika ini disutradarai oleh Ramin Bahrani.
Fahrenheit dibuka dengan kutipan:
It is often better to be in chains than to be free. (Terkadang lebih baik dirantai daripada bebas)." -Franz Kafka-
It is to be happy than free. (Lebih baik bahagia daripada bebas)." -Bill of Rights-
Di satu kota di Amerika, buku dan pembaca yang disebut Eels menjadi incaran para pembakar buku dibawah perintah seorang Ministry. Sang Ministry memberi perintahnya kepada seorang kapten yang bernama Kapten Beatty (Michael Shannon) untuk memimpin segala aksi pembakaran buku-buku yang mereka temukan. Beatty memimpin dan mengarahkan segala teorinya tentang masa depan kepada seluruh anggota dan para generasi selanjutnya. Komunitas ini memiliki slogan: "Happiness is truth. Freedom is choice. Ourselves is strength."

Salah satu anggota kepercayaan Beatty adalah Guy Montag (Michael B. Jordan). Montag adalah seorang pembakar buku yang bekerja dengan sangat baik. Dengan teknologi yang sangat canggih yang dimiliki komunitas tersebut, Eels tak pernah luput dari target mereka. Namun setelah Montag membakar banyak buku, kemudian ia bertemu dengan seorang wanita, Clarisse McClellan (Sofia Boutella), yang mengatakan sesuatu padanya:
Have you ever thought, even for one second, "why you do what you do?" You should try reading before burning. (Pernahkah kau berpikir, bahkan sebentar saja, "mengapa kau melakukan apa yang sekarang kau lakukan?" Kau sebaiknya membaca sebelum membakarnya)."
Dengan ingatan-ingatan masa lalu yang kadang muncul di kepala Montag ditambah dengan kata-kata Clarisse membuatnya berpikir dan mempertanyakan dirinya sendiri mengapa ia melakukan apa yang ia lakukan.

Pada saat Beatty, Montag, dan anggota lainnya menemukan seorang Eel, wanita tua yang sangat cinta dengan buku dan memiliki sangat amat buku di salah satu ruangannya, Montag yang tak pernah menyentuh buku nampak sedikit takjub melihat tumpukan buku-buku di hadapannya. Sebelum membakar semua buku-buku itu, diam-diam Montag mengambil sebuah buku yang berjudul Notes From Underground karya Fyodor Dostoyevsky.

Sebelum membaca buku itu, Montag harus memastikan bahwa Yuxie (alat canggih yang mampu berbicara, memberi segala informasi, dan mengawasi segala gerak-gerik semua anggota komunitas) telah off. Ia mulai membaca beberapa baris, kemudian setelah itu diam-diam ia pergi menemui Clarisse.

Melalui Clarisse yang pernah menjadi bagian dari komunitas tersebut dan buku-buku yang dibacakannya, Montag menjadi tersadar banyak hal. Ia sadar bahwa banyak orang yang sudah membuat sesuatu (buku dari buah pikiran dan tulisan) yang memakan banyak waktu, lalu ia memusnahkannya dalam waktu sekejap.

Konsep cerita Fahrenheit sebagian mirip dengan film trilogi Divergent dan sebagian lagi mirip dengan film The Giver (2014), hanya berbeda objek dan konfliknya.Dalam The Giver, setiap anggota komunitas harus menyuntikkan tangan mereka setiap hari untuk menghapus segala rasa dan emosional. Sedangkan dalam film Fahrenheit 451, setiap anggota komunitas harus meneteskan sesuatu ke mata mereka untuk menghapus segala ingatan. Dan objek dalam film ini adalah buku dan orang-orang yang sangat menggemari buku sebagai jalan hidupnya. Buku seperti alkitab yang menuntun hidup mereka. Mereka yakin bahwa buku ada di dunia ini untuk menjadi pengingat bahwa betapa bodohnya kita. Beberapa buku sastra klasik seperti "hidup" dalam film ini ketika beberapa baris dibacakan oleh Montag dan para Eels.

Nilai: 4.5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim