Skip to main content

Ulasan Film: The Ballerina (2017)


"Ayah yang ceroboh" adalah kalimat yang saya simpulkan pada saat menonton klimaks film The Ballerina. Kemudian di akhir cerita, film ini mengingatkan saya pada film The Others (2001) .
The Ballerina merupakan film bergenre drama, horor, thriller Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Steve Pullen, yang juga menjadi karakter utama yang berperan sebagai ayah dalam film ini. The Ballerina rilis pada 20 Oktober 2017.

The Ballerina mengisahkan tentang seorang ayah, Glen Sorenson (Steve Pullen) dan anak perempuannya berusia 9 tahun yang selalu memakai baju balet, Sophia Sorenson (Isabella Pullen), yang tinggal di hutan Virginia. Setiap malam, Sophia selalu seperti mendapat teror dari sosok hantu perempuan, Annie (Alexandra Pouloutides), yang selalu muncul menghantuinya.

Glen dan Shopia tidak hanya sendiri tinggal di hutan itu. Terdapat beberapa orang dan anak-anak yang tinggal di sekitar mereka, salah satunya adalah Doe Peterson (Deena Dill) dan 2 anaknya, Brian Peterson (Del Crawford) dan Jack Peterson (Aidan Dunlap).

Mengetahui apa yang terjadi pada Sophia, Doe menganggap bahwa Sophia mengalami psikosomatis halusinasi tingkat 4. Doe yang memiliki kemampuan hipnosis menghipnotis Shopia. Namun hanya berhasil dalam waktu semalam saja. Pada malam berikutnya Sophia masih dihantui Annie dan teman-temannya. Dan Doe yakin bahwa Sophia membutuhkan seorang dokter profesional.

Setelah Glen menceritakan apa yang terjadi sebelum Sophia mengalami hal tersebut, bahwa ibunya, Jennifer Sorenson (Peggy Pullen), dan 3 saudara laki-lakinya: David Soreson (Charles Pullen), Matthew Sorenson (Bronson Pullen), Joey Sorenson (Joseph Pullen), mengalami kecelakaan pada saat datang untuk menonton suatu pertunjukkan balet yang akan ditunjukkan oleh Sophia, Doe mengatakan:
Anak-anak sangat peka terhadap perasaan orangtua mereka. Dan selama kau dalam cengkeraman pada rasa bersalah dan kesedihanmu, maka dia akan sulit pulih."
Doe menganggap bahwa sesungguhnya masalah yang Sophia alami berasal dari apa yang dirasakan Glen.

Usaha selanjutnya, Glen memanggil seorang pendeta untuk mengusir hantu-hantu supaya tak lagi datang dan mengganggu Sophia. Sang pendeta mengatakan,
Anak-anak yang sedang berduka sangat rentan terhadap gangguan setan dan roh jahat lainnya. Syok dan kesedihan akibat kematian menyebabkan keretakkan dalam jiwa mereka dan mengundang kehadiran dari dunia lain. Roh dan iblis jahat ini harus diusir."
Doa-doa pendeta itu tetap tidak mampu mengusir Annie dan teman-temannnya. Kemudian Glen mendatangkan dukun perempuan berkulit hitam yang juga mengeluarkan kata-kata dalam bahasa lain (bukan bahasa Inggris) yang intinya hampir sama dengan sang pendeta. Namun hasilnya tetap sama.

Menyaksikan akhir cerita The Ballerina cukup mengecoh penonton. Selama menonton The Ballerina beberapa pertanyaan muncul di benak saya tentang bagian dan jalan cerita film ini. Namun pertanyaan-pertanyaan itu terjawab di akhir cerita. Dari 3 bantuan yang didatangkan untuk "menyembuhkan" Sophia dari hantu Annie dan teman-temannya yang tak satu pun berhasil, sebenarnya itu sebuah petunjuk akan berakhir seperti apa film ini. Namun saya tak menyadarinya hingga akhir. Film ini dieksekusi dengan sangat epic. Bravo 😃

Dari awal cerita hingga klimaks, saya sudah mengambil kesimpulan bahwa konflik The Ballerina adalah tentang masalah kejiwaan seorang anak yang merupakan efek dari orangtua yang selalu ribut dan tidak sejalan. Barangkali itu memang pesan yang ingin disampaikan dalam film ini. Dan untuk membuat film ini dramatis, diakhiri dengan akhir cerita yang tak terduga.

Ada 2 hal menarik dari The Ballerina. Yang pertama, kostum hantu Annie dan teman-temannya unik dan modis seperti seragam sekolah. Namun meskipun penampakannya seperti itu, horornya tetap terasa. Dan yang kedua, melihat nama akhir (asli) pemeran Glen, Shopia, Jennifer dan 3 anak laki-lakinya sama. Saya beramsumsi mereka adalah keluarga yang sebenarnya.

Nilai: 4.3/5


Comments

  1. Awal nonton sempet ngebatin "ini film apaan sih" eh diakhir eksekusinya gila sih emang.... orang yang suka baper liat film pasti dibuat nangis bombay di akhir..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim