Skip to main content

Ulasan Film: Avengers: Infinty War (2018)


Hampir semua pecinta film sudah tahu film yang diangkat dari komik Marvel ini. Yap film superhero Amerika, Avengers: Infinity War, sedang tayang di bioskop-bioskop seluruh dunia, termasuk di bisokop Indonesia April 2018 ini.

Avengers: Infinity War disutradarai oleh Anthony Russo dan Joe Russo. Film ini bukan hanya dibintangi oleh para pemain karakter Avengers, namun memasukkan karakter dari film Doctor Strange, Guardian Galaxy, dan Spider-Man Homecoming. Yakni; Robert Downey Junior sebagai Tony Stark/Iron Man, Chris Evans sebagai Steve Rogers/Kapten Amerika, Chris Hemworth sebagai Thor, Scarlett Johansson sebagai Natasha Romanov/Black Widow, Mark Ruffalo sebagai Bruce/Hulk, Don Cheadle sebagai James Rhode/War Machine, Chadwick Boseman sebagai T'Challa/Black Panther, Tom Hiddleston sebagai Loki, Elizabeth Olsen sebagai Wanda Maximoff/Scarlet Witch, Paul Bettany sebagai Vision, Anthony Mackie sebagai Sam Wilson/Falcon, Sebastian Stan sebagai Bucky Barnes/Winter Soldier, Gwimneth Paltrow sebagai Pepper Potts, Benedict Cumberbatch sebagai Doctor Strange, Benedict Wong sebagai Wong, Chris Pratt sebagai Peter Quill/Star Lord, Zoe Saldana sebagai Gamora, Karen Gillan sebagai Nebula, Vin Diesel sebagai pengisi suara Groot, Bradley Cooper sebagai pengisi suara Rocket, Tom Holland sebagai Peter Parker/Spider-Man, dan si tokoh antagonis Thanos diperankan oleh Josh Brolin.

Dalam ulasan kali ini, saya tidak akan membahas detil cerita tentang superhero komik Marvel ini. Sebab jalan ceritanya sama seperti cerita-cerita sebelumnya, meskipun ada beberapa kejutan di awal dan akhir cerita.

Sebagai penikmat film, masalah special effect yang digunakan dan jalan cerita superhero Amerika ini tak perlu diragukan lagi. Semuanya nampak sempurna dan luar biasa. Namun yang saya perhatikan dalam film ini adalah beberapa perubahan penampilan dan kekuatan. Ada 3 karakter yang memiliki sedikit penampilan berubah. Mereka adalah, Steve Rogers atau Kapten Amerika dengan bulu-bulu lebat yang tumbuh di sekitar janggutnya, Thor yang memangkas rambutnya, dan Natasha Romanov atau Black Widow merubah warna rambutnya dari warna merah agak gelombang menjadi warna pirang lurus. Dengan jenggot yang menghias wajah Steve Rogers, hal itu sama sekali tak mengurangi ketampanan, karisma, dan kegagahan Sang Kapten Amerika. Begitu pula dengan Thor. Akan tetapi, untuk look Natasha Romanov yang baru, saya lebih suka dengan gaya rambutnya yang terdahulu. Selain sedikit perubahan penampilan 2 karakter tadi, juga terdapat 2 kekuatan yang berubah yang dimiliki oleh Thor (sejujurnya saya belum menonton Thore: Ragnarok, hehe) dan Hulk.

Secara keseluruhan, saya sangat terhibur dan menikmati film yang berdurasi 2 jam lebih ini dari awal hingga akhir. Meskipun akhir ceritanya seperti menggantung dan belum berakhir. Ya sepertinya cerita series Marvel ini belum akan berakhir di film ini.

Nilai: 4/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim