Skip to main content

Ulasan Film: The Revenge of Robert the Doll (2018)



Film The Revenge of Robert the Doll merupakan lanjutan dari film Robert and The Toymaker (2017) . Film ini diangkat berdasarkan karakter yang diciptakan oleh Andrew Jones yang juga menyutradarai dan menulis cerita film ini. Pembukaan film ini diawali dengan backsound musik yang cukup seram, namun ceritanya tak terlalu menyeramkan bagi saya.

Sebelum melanjutkan cerita sebelumnya, cerita film ini dimulai dari seseorang yang dikirim oleh komisaris Reich untuk membeli buku yang ditulis oleh Joseph Von Hammersmark (David Imper). Buku tersebut berisikan tulisan mistik dan mantra yang bisa menghidupkan boneka. Sebelum membawa buku tersebut pada sang komisaris, mereka melakukan kesepakatan harga. Keduanya sepakat, dan buku baru bisa dibawa jika sang komisaris sudah membayarnya.

Namun sebelum buku itu berada di tangan sang komisaris, istri Joseph, Eva Von Hammersmark (Eloise Olive), yang mendengar percakapan tersebut, membawa pergi buku itu keesokan harinya. Ia kabur dari rumah karena selalu menjadi korban kekerasan Joseph. Luka memar masih berbekas di wajahnya. Di pertengahan jalan ia dihentikan oleh seorang laki-laki yang bernama Frederik Voller (Gareth Lawrence). Ia meminta tumpangan pada Eva. Meskipun ia tak pernah memberi tumpangan pada orang asing sebelumnya, namun tanpa pikir panjang ia bersedia memberi tumpangan dengan alasan ia butuh teman agar terjaga untuk perjalanan panjang yang ia sendiri tak tahu ujungnya dimana.

Frederik melihat dan mengomentari memar Eva yang masih nampak di bagian wajah kirinya. Eva hanya mengatakan:
We all make mistakes in life."
Kemalangan Eva bertambah ketika ia tahu bahwa Frederik adalah orang jahat. Ia dijadikan sandera untuk mengantarkanya ke Kulmbach. Ia mencoba melarikan diri tapi gagal. Di pertengahan jalan, ban mobilnya bocor. Lalu mereka mampir ke salah satu rumah penduduk yang dihuni oleh laki-laki yang bernama Hulmet. Hulmet menyambut Eva dan Frederik dengan sangat ramah. Untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang, Frederik menyuruh Eva mengatakan pada siapapun yang mereka temui dengan mengatakan bahwa mereka adalah suami istri.

Melihat sikap Eva yang nampak ketakutan dan menunjukkan sikap tak layaknya suami istri, Hulmet mencurigai banyak hal. Di adegan ini saya lumayan terkecoh.

Adegan terakhir sekuel cerita sebelumnya baru muncul di pertengahan cerita The Revenge of Robert the Doll. Amos Blackwood (Lee Bane) dan ketiga bonekanya; Robert, Otto, dan Isabella, sudah berada di dalam kereta. Mereka akan pergi ke Nuremberg.

Di dalam kereta, hantu Esther Muller (Herriet Rees) muncul duduk di samping Amos. Esther adalah anak perempuan yang memegang buku di cerita sebelumnya, lalu meninggal setelah memberikan buku itu pada Amos. Amos menguburnya di pekarangan rumahnya.
Esther: "I know you try to escape, but you can't escape from the memories. (Aku tahu kau berusaha untuk kabur, tapi kau tak akan pernah bisa kabur dari kenangan.)"
Amos: "I know."
Esther: "But if you don't deal with it, no matter where you go, no matter what you do, the ghost of the past will always be with you. (Tapi jika kau tak menghadapi itu, tak peduli kemana kau pergi dan apa yang kau lakukan, hantu dari masa lalu akan mengikutimu)."
Setelah percakapan dengan Esther selesai, Amos mengatakan pada boneka-bonekanya untuk tak perlu takut pada hantu Esther dan memanggil boneka-boneka tersebut dengan sebutan anak-anak, seolah-olah mereka adalah anak Amos. Kemudian Esther muncul kembali,
Esther: "Why do you call the doll with children?"
Amos: "You again?"
Esther: You cannot escape your demon just by leaving home. If you want truly heal your soul you have to look to in."
Amos: Why can't just leave me alone!"
Esther: "It's your imagination that brought me here. All you have to do is stop thinking about me and I will disappear. What is about my death that haunt you so much?"
Amos: "I don't know."
Esther: "Yes you do. Tell me. Unburden yourself. It's time."
Setelah itu Amos menceritakan masa lalunya bersama wanita yang ia cintai dan 2 anaknya yang sudah meninggal.

menurut saya, cerita The Revenge of Robert the Doll tidak mengarah pada pembalasan dendam yang dilakukan oleh si boneka Robert. Aksi Robert justru muncul hanya di akhir cerita. Cerita ini lebih kepada kenangan masa lalu Amos yang ingin ia hapus dengan pergi meninggalkan rumahnya.

Nilai: 3.5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim