Skip to main content

Ulasan Film: Prodigy (2017)



Prodigy merupakan film Amerika yang bergenre drama thriller misteri. Film yang berdurasi kurang lebih satu jam dua puluh menit ini disutradarai dan ditulis oleh Alex Haughey dan Brian Vidal. Prodigy rilis di Amerika pada 13 Maret 2018.

Film ini menceritakan tentang seorang anak perempuan 9 tahun, Eleanor atau Ellie (Savannah Liles), yang menderita kompleksitas superior yang parah dan sosiopat. Dari awal melihat bocah ini saya sudah dibuat terkesan dengan tutur kata dan daya pikirnya yang sangat cerdas, kritis, spesifik, detil, dan sedikit sinis.

Gaya bicara Ellie tak layaknya seorang anak berusia 9 tahun. Seorang analis, James Fonda atau Jimmy (Richard Neil), diminta oleh Olivia Price (Jolene Andersen), teman kuliahnya, untuk membantu menyembuhkan Ellie. Olivia adalan bos yang menangani kasus Ellie bersama ayah Ellie, Kolonel Birch (Emilio Palame), Dr. Keaton (David Linski) seorang Psikiater, dan Dr. Warner (Harvey Q. Johnson) seorang ahli biokimia . Sebelum Jimmy, sudah ada beberapa orang yang mencoba menganalisis dan menyembuhkan Ellie, namun tak ada yang berhasil.

Tidak seperti analis sebelumnya yang selalu membaca berkas tentang Ellie sebelum berhadapan langsung dengan Ellie, Jimmy tak membaca selembar berkas pun tentang riwayat hidup Ellie. Ia ingin berbicara dan mendengar langsung semuanya dari Ellie.



Di ruangan yang sangat tertutup dan terpasang alat-alat tertentu, dengan pakaian dan alat yang mengikat Ellie, Jimmy memulai analisanya dengan melakukan permainkan kartu dengan gambar-gambar abstrak. Satu per satu Jimmy menunjukkan kartu tersebut pada Ellie. Dengan cara pikir dan pandang, Ellie menggambarkan gambar kartu itu dengan sangat spesifik dan detil atas gambar-gambar yang berada di depan matanya. Ketika Jimmy mengatakan bahwa Ellie menyebut 4x kata darah atas beberapa gambar, Ellie mengoreksinya bahwa ia menyebutnya 5x.

Dari cara itu, Jimmy mulai memahami kata apa yang membuat reaksi Ellie nampak lebih terlihat. Yaitu kata ibu dan cinta. Ellie mengatakan bahwa:
Love is the guise under which selfishness operates. Parents only love their children so long as they maintain control ever them. (Cinta adalah kedok keegoisan. Orangtua mencintai anak-anak mereka selama punya kendali atas diri mereka)."
Mendengar, bertemu langsung, dan menganalisis Ellie yang memiliki intelektual tinggi dan detil membuat Jimmy membutuhkan waktu untuk berpikir lebih dalam. Ellie tidak seperti apa yang ia pikirkan. Jimmy membutuhkan beberapa waktu. Namun sayangnya ia tak memiliki banyak waktu untuk berpikir lantaran eksekusi Ellie sudah dijadwalkan esok hari oleh ayahnya sendiri, Kolonel Birch. Jika Jimmy tak berhasil menyembuhkan Ellie, maka Ellie akan dieksekusi dengan membedah isi kepalanya.



Jimmy tentu tak ingin hal itu terjadi. Kemudian ia mengambil catur dan memainkannya bersama Ellie. Ellie meminta Jimmy untuk membuka ikatannya dengan alasan ia tak akan bisa bermain catur dengan tangan terikat. Awalnya Jimmy ragu membuka ikatan tersebut. Ia tahu itu akan membahayakan dirinya sendiri. Namun Ellie yang cerdas mampu membuat Jimmy percaya padanya dan membuka ikatannya.

Bukan hanya kecerdasan pikiran yang dimiliki oleh Ellie, ternyata ia bisa menggerakkan sesuatu dengan kekuatan tangannya tanpa harus menyentuhnya. Dalam permainan catur tersebut, Ellie kalah. Lalu ia marah karena tak terima kekalahannya. Ia meminta untuk memainkannya lagi, namun Jimmy  tetap pemenangnya. Dari cara yang dan teknik yang dimainkan Ellie dalam permainan catur itu, Jimmy semakin yakin bahwa yang menyebabkan Ellie berperilaku seperti itu karena kematian ibunya.

Bagi saya, cerita Prodigy sangat menarik. Film ini sangat psikologikal dan sedikit emosional. Bahwa Ellie sebenarnya hanya lah anak kecil yang ketakutan atas apa yang sudah ia perbuat karena telah membunuh ibunya. Permainan kata dalam film ini juga sangat menarik dan intens. Beberapa hal bisa dilihat secara perspektif.

Klimaks film ini epik sekali. Savannah Liles memainkan karkter Eleanor dengan sangat amat baik.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim