Skip to main content

Ulasan Film: Annihilation (2018)



Film Annihilation diangkat dari novel dengan judul yang sama yang ditulis oleh Jeff VanderMeer. Annahilation merupakan filn yang bergenre drama misteri science-fiction. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Alex Garland. Annihilation dibintangi oleh Natalie Portman, Oscar Isaac, Jennifer Jason Leigh, Gina Rodriguez, Tessa Thompson, dan lain-lain.

Alur cerita Annihilation maju mundur. Lena (Natalie Portman) seorang profesor dari Universitas John Hopskin. Area penelitian Lena adalah program siklus kehidupan dari sebuah sel secara genetik. Di dalam satu ruangan khusus, Lena diinterogasi oleh seseorang yang menutup semua tubuh dan kepalanya agar tak tertular suatu virus yang mungkin dibawa oleh Lena. Dalam interogasi tersebut, Lena menceritakan hal-hal yang sudah ia alami.

Kane (Oscar Isaac), suami Lena, yang ia pikir sudah meninggal tiba-tiba muncul dalam keadaan lemah dan sakit. Pada saat Lena menanyakan beberapa hal pada Kane, laki-laki itu tak menjawab banyak kata. Yang keluar dari mulutnya hanya jawaban "tidak tahu". Kemudian darah tiba-tiba keluar dari mulut Kane. Lena langsung membawanya dengan ambulans. Namun di pertengahan jalan, beberapa mobil menghadangnya dan membawa Kane juga Lena ke suatu tempat.

Kane diisolasi di suatu tempat karena keadaannya yang sangat buruk ditemani oleh seorang psikologis, Dr. Ventress.

Dr. Ventress menjelaskan suatu tempat yang dinamakan The Shimmer.  The Shimmer adalah zona yang terkaratina yang di dalamnya terdapat makhluk-makhluk hidup dan binatang yang sangat berbahaya. Dari area itulah, Kane terinfeksi suatu penyakit. Seseorang yang masuk ke area tersebut jarang ada yang selamat. Kalaupun selamat, maka ia akan keluar dalam keadaan sangat buruk dan lemah.

Lena penasaran dengan keadaan The Shimmer yang telah membuat keadaan suaminya seperti itu. Bersama Dr. Ventress Jennifer Jason Leigh), Josie Radek (Tessa Thompson), Cass Sheppard (Tuva Novotny), dan Anya Torrensen (Gina Rodriguez), Lena memasuki area tersebut. Misi mereka masuk ke area tersebut adalah untuk mencapai mercusuar yang menjadi pusat Annihilition (pembasmian atau penghancuran). Perjalanan mereka dipimpin oleh Dr. Ventress.

Banyak hal-hal yang tak mudah yang harus mereka lewati untuk mencapai mercusuar. Pada perjalanan pertama, mereka bertemu dengan buaya yang sangat besar. Namun mereka mampu membunuh buaya tersebut dengan menembaknya berkali-kali. Di suatu tempat, mereka menemukan suatu kamera yang di dalamnya terdapat rekaman yang berisi Kane dan beberapa temannya sedang membedah perut salah seorang temannya dengan tangan kosong lalu mengambil isi perutnya. Di adegan ini saya merasa agak ngilu dan jijik melihatnya.

Annihilation dalam film ini maksudnya adalah sesuatu yang harus dimusnahkan. Lena berhasil keluar dari The Shimmer setelah mercusuar itu terbakar, dan The Shimmer pun ikut musnah. Dampak penghancuran tersebut berpengaruh pada kesehatan Kane. Ia sadar dan pulih.

Menurut saya, film Annihilation agak membosankan.

Nilai: 2.5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim