Skip to main content

Ulasan Film: The Lodgers (2018)


Be in bed by midnight's bell. Never let a stranger through your door. Never leave each other all alone."
Kata-kata itu merupakan tagline film The Lodger yang muncul di awal film ini dan diiringi nyanyian yang terdengar creepy .

Film The Lodgers merupakan film Gotik horor yang disutradarai oleh Brian O'Malley dan ditulis oleh David Turpin. The Lodger rilis pada tanggal 8 September 2017 di Toronto International Film Festival (TIFF), dan rilis di Amerika pada tanggal 3 Februari 2108.

The Lodger mengisahkan cerita yang berlatar di pedesaan Irlandia pada tahun 1920. Di rumah tua besar tinggal kakak beradik kembar, Rachel (Charlotte Vega) dan Edward (Bill Milner) yang baru memasuki usia 18 tahun. Sepanjang usia itu, mereka terikat dengan peraturan yang harus mereka taati; yang pertama mereka harus berada di rumah sebelum jam 12 malam, kedua jangan biarkan orang asing masuk ke rumah mereka, dan yang ketiga diantara mereka tidak boleh ada yang pergi. Peraturan itu ada sejak orangtua mereka masih hidup. Orangtua Rachel dan Edwards harus menanggung aib orangtua mereka, yaitu kakek nenek Rachel dan Edward.

Rachel bisa keluar rumah di siang hari untuk mencari makanan atau hanya sekadar menikmati udara luar sebelum jam 12 malam. Karena jika ia melebihi waktu tersebut, maka "mereka" (The lodgers) yang ada di bawah rumah itu akan marah.
The day is ours, the night is theirs."
Namun batas jarak yang boleh Rachel lewati hanya sampai sekitar danau, tempat dimana orangtua mereka tewas. Sementara Edward tak bisa atau takut untuk keluar rumah sejak ia tahu bahwa orangtua mereka telah pergi untuk selama-lamanya. Tanpa dosa atau sesuatu kesalahan yang tak mereka lakukan, Rachel dan Edward seperti harus menjalankan hukuman sepanjang hidup mereka. Rachel mengatakan:
All I have here is death."
Our Curse is to live."
Semakin usianya bertambah, Rachel menyadari bahwa hidupnya sudah mulai tertekan dengan "kutukan" yang diwarisi oleh kedua orangtua mereka. Lalu ia meminta bantuan pada Sean (Eugene Simon), laki-laki yang kehilangan satu betisnya karena perang, yang mengikuti Rachel pada saat pertama kali melihat Rachel berjalan pulang ke rumahnya. Rachel menceritakan semua tentang kehidupannya pada Sean. Sampai-sampai ia juga melafalkan sebuah puisi pada Sean.
So lovely is a loneliness of a wild lake.
With black rock bound and all pines.
That towered around.
But when the night had thrown the paw
Upon that spot eyes upon all,
And the mystic wind went by a murmuring a melody.
Then ah, then I would wake,
To the tire of the lone lake.
Death in that poisonous wave,
And in its garth, a fitting grave."
Atas hal-hal yang diceritakan oleh Rachel, Sean terus mencari tahu tentang beberapa hal yang melatarbelakangi kutukan yang harus dibebankan kepada Rachel dan Edward. Sean mengira itu semua karena kebencian. Lalu Rachel menyanggah,
Rachel: "There are worse things in this world than hate."
Sean: "What worse than hatred?"
Rachel: "Love can be worse than hatred.

Sesuai dengan genrenya, Cerita The Lodger memang terasa gotik dan mistis sekali. Namun bukan film yang menyajikan penampakan yang menyeramkan. Akan tetapi yang ditampilkan The Lodger lebih mengacu pada kejiwaan karakter Edward dan Rachel, terutama Edward. Atas peraturan yang harus dipatuhi, ia takut untuk keluar rumah. Ia juga selalu ketakutan bila Rachel akan pergi meninggalkannya dan ia akan mati. Karena hal tersebut ia melakukan hal-hal yang dilarang seperti ingin menikahi saudara kembarnya supaya mereka dapat hidup bersama selamanya. Edward juga berhalusinasi, melakukan tindakan yang kasar pada saudara kembarnya sendiri, dan membunuh seorang pengacara, Mr. Bermingham (David Bradley), yang masuk ke dalam rumahnya.

Dengan segala kekuatan dan keyakinannya, Rachel berhasil melawan "mereka" yang berada di bagian bawah lantai rumah besar itu. Nah di bagian ini yang tak bisa masuk nalar saya. Saya tak bisa menangkap maksud adegan dimana Rachel dan "mereka" dalam keadaan telanjang berada di dalam air (seperti di laut yang sangat dalam). Rachel berhasil menyelamatkan diri dari "cengkeraman" "mereka". Ia berenang ke atas permukaan air yang ujungnya adalah danau tempat dimana kedua orangtuanya tenggelam dan tewas. Kemudian Rachel meninggalkan rumah tersebut meninggalkan Edward.

Nilai: 3/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim