Skip to main content

Ulasan Film: Downsizing (2017)



Downsizing merupakan film drama komedi sains-fiksi . Film ini disutradarai oleh Alexander Payne, ditulis oleh Jim Taylor dan dibintangi oleh Matt Damon, Kristen Wiig, Hong Chau dan lain-lain.

Seorang ilmuwan bernama Dr. Jorgen Asbjornsen (Rolf Lassgard)  berhasil melakukan eksperimen mengecilkan ukuran tubuh melalui tikus sebagai percobaannya. Kemudian hal tersebut diuji coba pada manusia dan berhasil. Dengan suntikan cairan yang diberi nama Downsizing Solution, tubuh manusia bisa mengecil setinggi 5 inci. Tujuan sang ilmuwan melakukan eksperimen tersebut adalah untuk mengurangi "pembuangan atau pemborosan" dan hal-hal yang tak berguna yang terus bertambah jumlahnya di muka bumi. Efek semua itu akan mengurangi "sampah" yang mengotori bumi yang hampir punah.

Hasil eksperimen pengecilan tubuh yang dilakukan oleh Dr. Jorgen diuji coba pada dirinya sendiri, istrinya, dan beberapa orang yang bersedia melakukan pengecilan. Ia berhasil dan membentuk kota yang diberi nama Leisureland, kota yang dirancang untuk orang-orang yang melakukan pengecilan tubuh.



Seorang pasangan suami istri, Paul Safranek (Matt Damon) dan Audrey Safranek (Kristen Wiig), mengalami masalah keuangan dalam rumah tangga mereka. Pada saat mereka menyaksikan sendiri orang-orang "kecil" dan mengamati segala manfaat yang didapat, mereka memutuskan untuk mengecilkan tubuh mereka.

Sebelum melakukan hal itu, terlebih dahulu mereka ditanya beberapa pertanyaan untuk benar-benar meyakinkan keputusan mereka. Jawaban mereka direkam sebagai bukti bahwa mereka setuju dengan semua perjanjian yang sudah disepakati. Paul nampak yakin dengan keputusannya, sementara Audrey nampak tidak terlalu yakin tapi ia tetap menyetujui semua pertanyaan dan perjanjian yang diajukan.

Pada saat prosesnya tiba, Audrey mengundurkan diri dari pengecilan tubuh lantaran ia tak rela kepala, alis, dan semua bulu yang ada di tubuhnya dicukur pada proses pertama. Ia baru memberi kabar itu pada Paul setelah Paul mengecil. Paul marah, namun ia harus menerimanya karena keadaan tubuhnya sudah berubah mengecil. Lalu setahun kemudian mereka bercerai.

Paul memcoba menikmati dan menjalani hidupnya di Leisureland sambil mencari peruntungan di tempat itu. Namun bukan peruntungan yang ia dapat, hidupnya malah semakin tak karuan.



Hidup Paul sedikit berwarna ketika ia bertemu dengan wanita Vietnam, Ngoc Lan (Hong Chau), di rumah temannya, Dusan (Christoph Waltz). Ngoc Lan bekerja di rumah Dusan dan melakukan beberapa pekerjaan untuk memberi makan teman-teman di sekitar tempat tinggalnya. Ia adalah seorang aktivis politik wanita yang pernah dipenjara dan dipaksa melakukan pengecilan tubuh.
Namun berhasil melarikan diri ke Amerika Serikat dengan masuk ke dalam kotak TV. Malang nasibnya, kaki kirinya harus diamputasi.

Ide cerita Downsizing menarik, tapi tidak dengan jalan ceritanya. Lama durasi sepanjang 2 jam lebih dengan cerita yang monoton juga konflik yang biasa saja membuat saya menguap berkali-kali. Lantaran mengantuk, alhasil beberapa kalimat bagus dalam film ini terlewatkan. Hehe

Nilai: 3/5

Comments

Popular posts from this blog

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim...

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu...

Ulasan Film: What Still Remains (2018)

What Still Remains merupakan film drama Thriller Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Josh Mendoza. What Still Remains berdurasi kurang lebih satu jam tiga puluh menit. Film ini dibintangi oleh Lulu Antariksa, Colin O'Donoghue, Mimi Rogers, Dohn Norwood, Jeff Kober, Peter O'Brien, Roshon Fegan, dan beberapa pemain pendukung. What Still Remains rilis di Amerika pada 14 Agustus 2018. What Still Remains mengisahkan seorang gadis berusia 19 tahun, Anna (Lulu Antariksa), yang hidup berjuang sendirian pasca ibunya meninggal karena sakit bertahun-tahun dan adik laki-lakinya, David (Roshon Fegan), yang menghilang setelah seseorang mengikuti mereka di hutan. Sebelum meninggal, ibu Anna yang tak pernah meninggalkan tempat tidurnya memberi pesan pada Anna pada saat Anna merasa bahwa dengan keadaan dan situasi yang sangat menyedihkan ia tak perlu bermimpi dan berharap tentang apapun, sang ibu mengatakan:   If we don't have hope, what is the point of living. ...