Skip to main content

Ulasan Film: Room (2015)



Awalnya saya tak ingin mengulas film Room yang sudah saya tonton di akhir tahun 2015. Namun ketika beberapa kali menonton Room, saya pikir ada beberapa hal dan fakta menarik yang bisa diulas di sini. So, here it goes.

Film Room diangkat dari novel dengan judul yang sama, Room, yang ditulis oleh Emma Donoghue. Room merupakan drama film independen. Naskah film ini juga ditulis oleh Emma Donoghue dan disutradarai oleh Lenny Abrahansom.

Room mengisahkan seorang gadis berusia 24 tahun, Joy "Ma" Newsome (Brie Larson), yang tinggal dengan anaknya yang berusia 5 tahun, Jack (Jacob Tremblay). Mereka tinggal di tempat yang mereka sebut Room (ruang). Di tempat kecil itu mereka berbagi tempat tidur, bak mandi, menonton televisi, memasak, bermain, dan semua hal mereka lakukan di ruang kecil tersebut.


Satu-satunya jendela di ruang itu hanyalah skylight.




Sepanjang waktu mereka habiskan di ruang itu. Mereka tak memiliki akses untuk keluar masuk ruangan tersebut. Satu-satunya orang yang memberikan segala kebutuhan mereka adalah seorang pria yang mereka sebut Old Nick. Old Nick adalah laki-laki yang menculik dan memperkosa Joy. Ia adalah ayah biologis dari Jack. Namun Jack tak pernah diperkenankan oleh Joy bertatap muka langsung dengan Jack.

Pada saat usia Jack menginjak 5 tahun, Joy memiliki ide untuk keluar dari Room. Ia merasa Jack sudah cukup pintar dan mengerti banyak hal dan dapat membantunya. Pelan-pelan Joy menjelaskan semua yang benar-benar terjadi padanya sebelum ia berada di Room. Awalnya Jack sangat sulit memahami yang dimaksud oleh Joy. Karena yang Jack tahu hanya yang ia dapat dari buku cerita dan TV. Ia tak pernah benar-benar melihat dan memegang benda-benda hidup yang ada di dunia selain yang ada di Room. Beberapa perumpamaan ia keluarkan untuk membuat Jack mengerti. Salah satunya adalah dengan menggunakan buku Alice and Wonderland oleh Lewis Carroll

Joy: "Do you remember how Alice wasn't always in Wonderland?"
Jacob: "She fell down down down in the hole."
Joy: "Well, I'm like Alice. I wasn't always in room."

Namun nalar Jack tetap tak menjangkaunya, bahkan ia sangat marah pada Joy.

Perlahan Jack yang cerdas akhirnya mengerti apa yang dimaksud Joy. Ia mengikuti apa yang diperintahkan oleh Joy untuk melihat dunia. Jack harus pura-pura sakit dengan suhu badan tinggi untuk bisa keluar dari Room. Sayangnya, rencana itu gagal. Old Nick tak membawanya ke rumah sakit.



Rencana kedua, Jack pura-pura meninggal. Hal itu berhasil. Joy menggunakan perumpamaan dari buku yang berjudul Edmond Dantes yang pernah ia bacakan pada Jack. Ia membungkus tubuh Jack dengan karpet. Setelah Old Nick datang dan Joy memintanya untuk mengubur Jack namun tak diizinkan untuk membuka karpet tersebut.



Jack berhasil menjalankan misi tersebut. Ia berhasil melihat dunia yang sesungguhnya juga berhasil menolong ibunya yang ia panggil "Ma" keluar dari ruang itu. Namun masalah tidak sampai situ saja. Sepulangnya Joy ke rumah orangtuanya, keadaan kejiwaan Joy memburuk. Dikurung selama 7 tahun oleh Nick Old membuat Joy tidak dengan mudah beradaptasi dengan dunia yang pernah ia miliki sebelumnya. Ditambah lagi dengan Jack yang lebih asik dengan gadget dibanding berinteraksi dengan benda-benda hidup di sekitarnya dan mengenal banyak hal yang belum pernah ia temui selama ia tinggal di Room. Klimaksnya, Joy meminum pil secara berlebihan dan dilarikan ke rumah sakit.

Cerita Room bisa dibilang ringan bisa dibilang berat untuk dipahami. Ketika saya mencoba memberi tontonan Room pada 2 siswa privat remaja saya, mereka sama sekali tak paham cerita Room. Bisa jadi cerita film ini memang sulit dipahami. Yah bisa jadi. Barangkali karena di dalam cerita Room terdapat beberapa perumpamaan ide cerita dari buku yang sangat populer yang dimasukkan ke dalam ide cerita ini. Juga, film ini sangat psikologikal.

Bagi saya Room adalah salah satu film favorit saya. Dari sisi dialog atau kata-kata banyak pesan yang sangat berhubungan dengan hidup manusia. Salah satunya adalah kalimat sederhana di bawah ini, pada saat Joy meminta Jack untuk mulai mengerti banyak hal dari dunia yang sesungguhnya karena usianya bertambah, lalu Jack bilang:
"I wanna be four again."
Kalimat sederhana itu seperti satir yang disampaikan melalui tokoh Jack bahwa manusia terkadang tidak ingin menjadi tua dan tidak siap serta harus mengerti banyak hal dengan masalah-masalah yang harus dihadapi. Lalu lebih baik memilih mundur sebelum melihat dan mencoba.

Setelah menonton film ini kedua kalinya, Room (ruang) dalam film Room mengacu pada dua makna, dari sisi Jack dan Joy. Yang pertama, meskipun Room adalah ruang yang sangat kecil, tapi ruang itu adalah tempat yang sangat nyaman bagi Jack, karena sebelumnya ia tak pernah tahu banyak hal dan tak ingin tahu. Yang ia inginkan hanya bersama Ma (ibunya) selamanya. Makna yang kedua, bagi Joy yang pernah tinggal di luar Room, ruang itu perlahan seperti akan merenggut nyawanya. Jika ia tidak keluar dari Room, maka ia akan mati dan membusuk di dalamnya tanpa seorangpun yang tahu selain Jack dan Old Nick. Namun pada akhirnya, keluar dari Room adalah jalan yang terbaik untuk tumbuh kembang Jack dan dirinya melihat dunia dari banyak sisi.

Hal menarik dalam film ini adalah, selain menggunakan perumpamaan dari buku Alice and Wonderland, Joy juga menggunakan perumpamaan lain dari buku-buku yang pernah dibacakan untuk Jack. Itu artinya buku memang sangat berpengaruh untuk hidup manusia sebagai solusi atau ide dari permasalahan hidup yang ada.

Hal menarik dari selain cerita film ini adalah sang aktris dan aktor. Room telah melambungkan nama Brie Larson. Karena aktingnya yang sangat bagus di film ini, ia memenangkan penghargaan Academy Award sebagai Aktris Terbaik tahun 2016. Begitu juga dengan lawan mainnya, Jacob Tremblay. Ia membuat saya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama melihat adegan awal di film ini. Aktingnya sangat memukau. Tak heran, karena film ini ia memenangkan beberapa penghargaan dan banyak bermain film setelah Room. Tentunya, film ini juga memenangkan beberapa penghargaan.

Fakta menarik tentang Jacob Tremblay:
  • Room bukan film pertama Jacob Tremblay.
  • Pada saat memainkan film ini usia Jacob Tremblay sudah menginjak 7 tahun.
  • Jacob Tremblay menggunakan rambut wig, dan itu membuatnya sedikit gatal dan tak nyaman.
  • Karena Room, ia bertemu beberapa aktor idolanya seperti Leonardo Dicaprio dan Oscar Isaac (pemeran Poe Dameron dalam Star Wars)
  • Awal Jacob Tremblay masuk ke dunia film karena sang kakak, Emma Tremblay (salah satu pemain The Giver (2014)).
  • Ibu Jacob Tremblay tak bisa berhenti menangis pada saat menonton Jacob di Room.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim