Skip to main content

Ulasan Film: Freak Show (2018)


Freak Show adalah film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, Freak Show, yang ditulis oleh James St. James. Film Freak Show disutradarai oleh Trudie Styler dan ditulis oleh Patrick J. Clifton dan Beth Rigazio.

Film ini mengisahkan tentang seorang remaja laki-laki yang memiliki kepribadian yang aneh dan unik, Billy Bloom (Alex Lawther). Tidak seperti remaja laki-laki pada umumnya, Billy memiliki gaya yang berbeda. Dari cara ia berbusana sampai pada kepribadiannya. Ia selalu memakai pakaian yang nyentrik, unik, modis, dan sering menyerupai wanita. Gayanya kemayu.

Di hari pertama Billy pindah ke sekolah yang baru, ia jadi bahan olok-olok dan di-bully oleh teman-teman barunya karena pakaiannya yang aneh. Dengan percaya diri, ia memakai pakaian mneyerupai kostum anggar. Lalu hari berikutnya memakai kostum dengan kepala robot. Kemudian memakai baju pengantin wanita dengan make up yang berlebihan. "Gemas" dengan penampilan Billy seperti, beberapa anak laki-laki menghabisinya di salah satu ruang sekolah hingga membuat Billy koma selama 5 hari.

Sesuai dengan judulnya, Freak Show menceritakan tentang pertunjukan aneh atau gila, yaitu "Keanehan" yang ditunjukkan oleh Billy. Tentu ada alasan dibalik perilaku "aneh" Billy. Pertama, ia selalu mendapati kedua orangtuanya bertengkar di hadapannya sampai akhirnya mereka bercerai. Kedua, karena perceraian itu, Billy tinggal dengan ibunya, Muv (Bette Midler), yang berprofesi sebagai aktris opera dengan memiliki banyak kostum glamor dan menawan. Ia memanggil ibunya dengan sebutan Muv. Selama 7 tahun ia tinggal dengan Muv dan hubungan mereka sangat dekat. Ketiga, pada saat Muv harus pergi bekerja ke tempat yang jauh, Billy harus tinggal dengan ayahnya, William (Larry Pine), yang nampak tak terlalu peduli padanya.

Tinggal bersama sang ayah, Billy memiliki segalanya. Rumah yang besar dan kehidupan yang dapat mencukupi segala kebutuhannya. Satu yang tak ia miliki, yaitu perhatian dari ayahnya. Oleh sebab itulah ia bisa melakukan semua yang ia suka tanpa ada yang mempedulikannya.



Dengan segala keanehan yang Billy tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah ataupun di rumah, membuatnya tak memiliki teman. Namun tak semua orang melihat Billy berbeda. Salah satu teman perempuan di kelasnya, Blah Blah Blah (Anna Sophia Robb), menjadi teman baiknya, juga salah seorang laki-laki tertampan dan berprestasi di sekolah, Flip Kelly (Ian Nelson), tertarik berteman dengannya. Flip menjadi teman Billy karena ia tertarik dengan seni. Ia sangat menggemari menggambar. Selain itu, ia juga ingin merubah Billy menjadi seperti lelaki yang sesungguhnya. Usaha Flip untuk merubah Billy sedikit sia-sia. Bahkan ia menjadi bulan-bulanan temannya dituduh sebagai gay karena dekat dengan Billy.

Billy hanya ingin menjadi dirinya sendiri. Flip atau siapapun tak akan bisa merubah apa yang sudah mendarah daging pada jiwa Billy. Dengan pasrah, Flip mengatakan: 
"You are who you are." 
Cerita Freak Show diakhiri dengan pemilihan The Homecoming Queen atau Ratu Alumni di sekolah Billy. Salah satu teman Billy, Lynette Franz (Abigail Breslin), yang juga rival Billy dengan percaya diri mengajukan diri sebagai satu-satunya kandidat. Dengan jiwa keperempuanan yang Billy miliki, ia tak ingin melewatkan kesempatan pemilihan ini. Tak ingin kalah dengan Lynette, ia juga percaya diri mengambil kesempatan pada event tersebut. Seluruh kreatifitas dan jiwa seninya ia kerahkan untuk mendapatkan vote dari para pemilih.

Sebagai kandidat ke-1, Lynette memiliki kesempatan pertama berpidato di depan para pemilih, hal itu ia manfaat untuk menjatuhkan lawannya. Lynette berujar banyak kalimat negatif dan provokatif yang membuat reputasi Billy buruk di mata para pemilih. Di belakang panggung Billy mendengarkan itu. Kemudian tiba saatnya Billy naik panggung. Hal tak terduga terjadi. Billy berpenampilan maskulin. Penampilan yang berbeda dari biasanya itu mengejutkan mata para pemilih. Dengan gaya laki-laki, ia mengatakan:
You can call me a freak, okay. I am what I am. You're all freak too, I mean.... look at you. Isn't that what being a teenager is all about? I think we're all pretty worried that we're not gonna fit in. ........................ Love who're you're gonna love. Follow whatever path it is that makes you be the person that you are."

Dalam ajang pemilihan Homecoming Queen ini di buat seperti "pertarungan" pemilihan presiden dengan kandidat Donald Trump dan Hillary Clinton. Slogan "Let's make America great again." digunakan oleh Lynette. Entahlah apakah bagian ini merupakan suatu sindiran atau bukan :D

Cerita Freak Show menarik. Isu yang diangkat dalam film ini adalah gender. Bisa dibilang, karakter Billy adalah seorang banci. Akan tetapi, bagusnya cerita ini tidak mengacu pada homoseksual. Cerita ini lebih menunjukkan pada kepribadian Billy yang menjadi dirinya apa adanya meskipun nampak berbeda. Namun perbedaan itu ia jadikan sebagai kreatifitas seni.

Selain cerita yang menarik, Freak Show juga mengungkapkan kata-kata yang juga menarik buat saya. Diantaranya:
"The world can be a cold, hard, and humorless place. You must always let your fancy roam. I want you learn how to take a deep breath. If life kicks you, you just kick harder. Higher, higher, higher." Kata-kata Muv yang membangunkan Billy ketika Billy dalam keadaan koma.
"Man is many things, but he is not rational. -Oscar Wilde-"

"I didn't choose to be fabulous, but fabulous chose me."
"The truth is rarely pure and never simple. -Oscar Wilde-"
Nilai: 4/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim