Skip to main content

Ulasan Film: Basmati Blues (2017)



Basmati Blues merupakan film musikal drama komedi yang dibintangi oleh Brie Larson, Utkarsh Ambudkar, Saahil Sehgal, Donald Sutherland, dan masih banyak lagi. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Dan Baron.

Basmati Blues mengisahkan tentang ilmuwan perempuan Amerika yang cerdas, Linda (Brie Larson), yang juga memiliki jiwa seni. Di awal adegan dibuka dengan nyanyiannya dengan lagu ceria dan enak didengar (entahlah apa judul lagunya, hehe). Karakter Linda bukan hanya seorang ilmuwan, tapi seseorang yang juga memiliki jiwa seni. Di beberapa adegan ia bernyanyi dengan memainkan gitarnya.

Karena hasil penelitiannya, Linda dikirim ke India untuk menjual beras yang telah ia buat. Ia dikirim ke daearah pedesaan India, Bilari, yang sebagian penduduknya bekerja sebagai petani di sawah dan mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok mereka.

Kedatangan Linda ke Bilari untuk membantu para petani dan penduduk setempat memberikan hasil beras terbaik. Namun sayangnya, yang Linda pikir ia akan membantu penduduk setempat tapi malah menjadi masalah. Ia tidak tahu bahwa ia dibohongi dan dimanfaatkan oleh pimpinan Mogil (perusahan dimana ia bekerja), Gurgon (Donald Sutherland) dan dibantu oleh koleganya yang tinggal di India, William Patel (Saahil Sehgal).

Linda tak bisa begitu saja menanam padi di pedesaan tersebut. Sebab di tempat itu banyak petani yang juga bertani padi untuk penghasilan mereka. Salah satu petani tersebut adalah seorang laki-laki muda, Rajit (Utkarsh Ambudkar). Hasil padi Linda dan Rajit bersaing. Linda menggunakan cara modern dalam menanam dan menumbuhkan padi hingga menjadi beras, sedangkan Rajit menggunakan cara tradisional. Namun bukan hanya padi yang mereka tanam, tapi benih-benih cinta tumbuh di hati mereka.

Yang menarik dalam Basmati Blues bukan ceritanya. Menurut saya, ceritanya biasa saja. Yang menarik adalah pemandangan, budaya, juga tradisi yang ada di lokasi pedesaaan itu. Kehidupan sehari-hari mereka sedikit sama dengan kehidupan pedesaan di Indonesia. Seperti: mencuci baju di kali, kumpul-kumpul di satu warung, makan dengan tangan (bukan dengan sendok), bangunan rumahnya, sawah dan jalannya.

Dari sisi karakter Linda yang seorang Amerika berkulit putih dan bule, lalu dibandingkan dengan penduduk asli di tempat itu berkulit cokelat, hal itu sangat jauh berbeda. Oleh sebab itu, pertama penanyangan trailer Basmati Blues mendapat kritikan yang berhubungan dengan ras. Sebenarnya Basmati Blues sudah akan rilis di tahun 2012. Namun karena alasan itulah Basmati Blues baru rilis di tahun 2107. Jadi, sebelum Brie Larson bermain di Room (2015) dan memenangkan Academy Award, ia sudah terlebih dahulu menyelesaikan Basmati Blues.



Selain warna kulit dan kebudayaan, India juga kaya dengan warna, nyanyian, dan tarian. Makanya film ini menyatukan unsur-unsur tersebut dengan menjadikan film ini film musikal. Pada adegan Linda dan Rajit menari pada hari Dilwali, saya pikir, itu adalah bagian yang paling menarik.

Layakkah film ini untuk ditonton? Tentu layak.

Nilai: 4/5

Catatan: Basmati adalah nama beras India.

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim