Skip to main content

Ulasan Film: Murder On The Orient Express (2017)


Murder in The Orient Express diangkat dari novel yang ditulis oleh Agatha Christie dengan judul yang sama. Agatha Christie adalah penulis suspense yang sangat ternama sepanjang masa. Bagi yang tahu dan kenal cerita-cerita yang ditulis oleh Agatha Christie mungkin sudah paham dengan alur cerita-cerita yang ditulisnya. Namun bagi yang belum pernah membaca buku-bukunya, seperti saya yang hanya sekilas membacanya, barangkali penasaran alur cerita dari awal sampai akhir cerita. Ya walaupun sudah bisa terbaca ceritanya seperti apa.



Sejujurnya saya belum pernah membaca satupun buku yang ditulis Agatha Christie. Pernah baca sekali, namun tak sampai selesai. Yang menarik saya untuk menonton film adalah karena film ini dibintangi oleh aktor yang wajahnya tak asing mengisi film-film Hollywood seperti Johnny Depp, Judi Dench, Willem Defoe, Michelle Pfeiffer, Penelope Cruz, Daisy Ridley, dan lain-lain. Mereka berkumpul dalam satu frame.




Diceritakan di Jerusalem 1934, seorang detektif paling tersohor di dunia Hercule Poirot (Kenneth Branagh) memberikan solusi atas kasus pencurian yang ada di kota tersebut. Di depan dinding ratapan Jerusalem, kemudian dengan mudah Poirot berhasil menemukan siapa pencuri tersebut.

Untuk istirahat dan keseimbangan hidupnya, Poirot melakukan perjalanan ke Istambul dan langsung ke London.



Teman Poirot, Bouc (Tom Bateman), seorang direktur kereta Orient Express menawarkannya menaiki kereta tersebut. Di dalam satu gerbong terisi beberapa orang dengan profesi yang berbeda. Mereka adalah Samuel Ratchett (Johnny Depp) sebagai gengster yang memiliki seorang asisten pribadi, Mary Debenhem (Daisy Ridley) sebagai governess, Pilar Estravados (Penelope Cruz) sebagai misionaris, Princess Dragomiroff (Judi Dench) sebagai ratu yang selalu ditemani oleh asisten pribadinya, Caroline Hubbard (Michelle Pfeiffer) sebagai seorang janda, ada juga kepala pelayan, dokter, akuntan, profesor, salesman, dan kondektur.


Konflik dimulai ketika salah satu dari penumpang kereta itu, Ratchett, tewas dibunuh dengan luka 12 tusukan di dadanya. Hal itu terjadi beberapa waktu sebelum kereta berhenti karena reruntuhan tumpukan salju yang mengakibatkan kereta keluar dari jalurnya. Sebelum pembunuhan terjadi, Ratchett mendekati Poirot dan berbincang-bincang dengannya untuk menyewa Poirot sebagai bodyguard-nya selama perjalan 3 hari di kereta itu. Ia tahu dari ancaman sebuah surat yang tertulis di dalamnya bahwa seseorang akan membunuhnya. Namun Poirot menolaknya meskipun Ratchett menodongkan pistol di atas meja mengarah padanya.

Atas kejadian pembunuhan tersebut, Bouc, sang direktur kereta menginginkan Poirot mengungkapkan siapa pembunuh Ratchett sebelum polisi datang ke kereta itu. Awalnya ia menolak, dengan alasan ia ingin istirahat. Namun sang direktur mengatakan pada Poirot:

"Your brain dies without challenges ............"

Akhirnya Poirot memenuhi permintaan Bouc mencari siapa pembunuh Ratchett. Semua penumpang kereta satu per satu diinterogasi secara detil oleh Poirot. Poirot hampir putus asa ketika ia tidak mendapat petunjuk dari apa yang sudah ia lakukan. Ia seperti sedang memecahkan kasus yang sangat
berat.



Selain berperan sebagai detektif Poirot, Kenneth Branagh juga menyutradarai Murder on The Orient Express ini. Film ini merupakan film drama misteri. Sesuai dengan genrenya, misteri, film ini menyuguhkan cerita sesuatu yang merujuk pada pemecahan suatu misteri pembunuhan.

Walaupun tak ada adegan yang bikin greget, namun jalan cerita film ini tak membuat saya mengantuk. Saya sangat menikmati dan penasaran siapa sesungguhnya pembunuh Ratchett. Penonton seperti dikejutkan dengan terungkapnya pembunuh yang telah mengecoh Poirot.

Dalam setiap kasus pembunuhan, harus ada seseorang yang bertanggung jawab atas suatu kematian. Namun untuk kasus ini, dengan beberapa alasan, Poirot tidak bisa mengadili salah satu dari mereka yang harus 'membayar' atas tindakan pembunuhan Ratchett. Di akhir adegan Poirot berkata di depan semua penumpang gerbong itu:

"In this case justice can not be in equilibrium and i have to learn for once to live imbalance. There is no killer here, only people who have earned an opportunity to wound the wounds."


 Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim...

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu...

Ulasan Film: What Still Remains (2018)

What Still Remains merupakan film drama Thriller Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Josh Mendoza. What Still Remains berdurasi kurang lebih satu jam tiga puluh menit. Film ini dibintangi oleh Lulu Antariksa, Colin O'Donoghue, Mimi Rogers, Dohn Norwood, Jeff Kober, Peter O'Brien, Roshon Fegan, dan beberapa pemain pendukung. What Still Remains rilis di Amerika pada 14 Agustus 2018. What Still Remains mengisahkan seorang gadis berusia 19 tahun, Anna (Lulu Antariksa), yang hidup berjuang sendirian pasca ibunya meninggal karena sakit bertahun-tahun dan adik laki-lakinya, David (Roshon Fegan), yang menghilang setelah seseorang mengikuti mereka di hutan. Sebelum meninggal, ibu Anna yang tak pernah meninggalkan tempat tidurnya memberi pesan pada Anna pada saat Anna merasa bahwa dengan keadaan dan situasi yang sangat menyedihkan ia tak perlu bermimpi dan berharap tentang apapun, sang ibu mengatakan:   If we don't have hope, what is the point of living. ...