Skip to main content

Ulasan Film: Ayat-ayat Cinta 2 (2017)



Setelah kesuksesan Ayat-ayat Cinta pada tahun 2008, di tahun ini para pecinta karya Habiburrahman El-Shirazy atau yang dikenal dengan panggilan Kang Abik sudah tak sabar untuk menonton Ayat-ayat Cinta 2 yang sudah tayang 21 Desember ini. Ayat-ayat Cinta 2 disutradarai oleh Guntur Suhardjanto, dan skenarionya ditulis oleh Alim Sudio dan Ifan Ismail.

Ayat-ayat Cinta 2 masih dimainkan oleh Fedi Nuril sebagai Fahri bin Abdullah, namun untuk pemeran Aisha bukan lagi dimainkan oleh Rianti Cartwright melainkan Dewi Sandra. Di Ayat-ayat Cinta 2 diceritakan bahwa Fahri adalah dosen dan pengusaha yang sukses di Edinburgh. Namun kali ini ia hidup tidak bersama Aisha. Aisha pergi menjadi relawan di jalur Gaza dan tak ada kabar beritanya. Namun Fahri optimis akan bertemu dengan Aisha kembali.

Fahri bukan hanya laki-laki yang cerdas dan sukses, tapi ia juga memiliki wajah yang rupawan. Banyak wanita yang menyukainya, dari mahasiswanya, pegawai perempuan minimarket miliknya, sampai sepupu Aisha pun, Hulya (Tatjana Saphira), menaruh hati padanya.

Fahri tinggal di lingkungan tetangga yang berbeda agama dengannya dan sangat membenci Fahri yang beragama Islam. Keira (Chelsea Islam), adik laki-laki dan ibunya, mereka adalah tetangga depan rumah Fahri yang sangat membenci Fahri. Keira dan adiknya menganggap bahwa kematian ayah mereka yang jadi korban bom di London adalah karena orang-orang Islam. Begitupun dengan tetangga samping rumah Fahri, Granny Christina (Dewi Irawan), seorang yahudi, ia juga membenci Fahri karena beragama Islam. Namun semua kebencian itu tidak dibalas benci oleh Fahri. Ia membalas semua kebencian itu dengan kebaikan-kebaikan bagi mereka, yang diketahui atau tidak diketahui oleh mereka.

Bedanya dengan Ayat-ayat Cinta sebelumnya, di Ayat-ayat Cinta 2 ini lebih mengangkat isu agama, khususnya islam yang selalu dikaitkan dengan terorisme. Melalui tokoh Fahri pada satu perdebatan di depan orang-orang yang benci pada islam atau biasa disebut Islamphobia, film ini menyampaikan bahwa:
Hal yang paling layak untuk kita cintai adalah cinta itu sendiri. Dan hal yang paling layak kita musuhi bersama adalah permusuhan itu sendiri."
Kalimat itu disampaikan oleh Fahri pada saat ia menyampaikan pidato singkatnya di acara debat tentanama mengenai Palestina dan Israel. Dalam pidatonya ia mengutip kata-kata di atas dari seorang pemikir Turki, Badiuzzaman Said Nursi. Maksud kalimat di atas adalah apabila membenci sesuatu jangan membencinya secara keseluruhan, menganggap bahwa semua yang ada di dalamnya bersalah. Tapi bencilah kezaliman atau tindakannya. Intinya tidak mengeneralisasi sesuatu.

Ide cerita film ini sangat bagus dan ringan untuk ditangkap ide ceritanya. Namun akhir ceritanya tak mudah ditebak. Beberapa pemain pembantu seperti Pandji Pragiwaksono yang berperan sebagai Hulusi (asisten pribadi Fahri) dan Arie Untung yang berperan sebagai Misbah (teman Fahri) menjadi pelengkap yang sangat amat memberi suasana hangat film ini atas kejenakaan mereka. Tanpa mereka barangkali film ini akan sangat serius.

Ayat-ayat Cinta 2 sangat recommended untuk ditonton, baik untuk yang beragama Islam atau bukan. Karena dalam film ini banyak pesan-pesan yang berkaitan dengan agama dan pandangan-pandangan yang tak seimbang di sisi atau pihak tertentu. Melalui tokoh Fahri, ayat-ayat Tuhan disampaikan dengan penuh kasih dan bijaksana.

Satu kata-kata yang menempel di kepala saya dari film ini:

"Kadang kita harus mundur sedikit untuk melompat lebih tinggi."

 Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim