Skip to main content

Resensi Film: Lion (2016)


Lion dibintangi oleh Dev Patel, Nicole Kidman, Rooney Mara, dan the cute boy Sunny Pawar. Kisah Lion diangkat berdasarkan kisah nyata yang ditulis Saroo Brierley dalam buku yang berjudul A Long Way Home. Film yang berdurasi satu jam lima puluh delapan menit ini disutradarai oleh Garth Gavis dan ditulis oleh Luke Davies. Lion rilis di Amerika pada 6 Januari 2017.
Di Khandwa, India 1986, hidup seorang anak kecil bernama Saroo (Sunny Pawar) dan Guddu, kakaknya yang bekerja mengambil batu koral di area kereta api demi mendapatkan uang untuk membeli susu untuk adik, ibunya juga diri mereka sendiri. Suatu malam ketika Guddu pergi bekerja, Saroo ingin ikut dengannya. Meskipun Guddu melarangnya, Saroo yang pintar dan menujukkan bahwa dirinya kuat bekerja tetap ingin ikut, dan akhirnya Guddu mengabulkan permintaan Saroo.

Konflik dimulai ketika Saroo terpisah dengan kakaknya di stasiun kereta api yang sangat sepi dan ia menaiki suatu kereka hingga membawanya ke stasiun lain. Malam itu Saroo tak bisa menahan kantuknya, membuat Guddu harus meninggalkannya di stasiun, dengan memberi pesan jangan pergi kemanapun sebelum ia datang. Ketika Saroo bangun, tak ada seorangpun  di stasiun tersebut lalu ia menaiki satu kereta tak berpenumpang dan tertidur.



Tiba di pemberhentian kereta, dalam padatnya penumpang yang lalu lalang Saroo berharap bertemu dengan kakaknya. Tetap ia tak menemukan Guddu. Saroo kecil tinggal di jalan dimanapun yang ia bisa tinggali. Dari hidup dengan anak-anak jalanan yang selalu kena razia sampai ada seseorang yang berpura-pura baik ingin menjaganya tapi ternyata ingin menjualnya.

Pada saat Saroo sangat kelaparan, ia duduk di depan kafe, mengambil sendok yang ia temukan di jalan kemudian ia menirukan semua yang dilakukan oleh seorang laki yang sedang minum di kafe tersebut tak jauh di depannya. Itu adalah adegan yang paling lucu dan menggemaskan melihat akting Sunny Pawar, menurut saya. Laki-laki itu mengetahui tingkah Saroo yang lucu, lalu mendekatinya dan membawanya ke kantor polisi.

Susahnya berkomunikasi dengan Saroo adalah ia hanya bisa bahasa Hindi, dan tak bisa bahasa Bengali, bahasa yang digunakan di tempat dimana Saroo berada saat itu. Pihak kepolisian membawanya ke penampungan anak-anak terlantar. Pengurus tempat tersebut sudah mempublikasikan Saroo di surat kabar di Kalkuta, namun selama berhari-hari tak seorangpun yang datang menjemputnya. Dengan begitu Saroo dinyatakan bahwa ia tak memiliki siapa-siapa dan boleh diadopsi. Di tempat itu Saroo belajar banyak hal termasuk bahasa inggris.

Pasangan dari Australia John dan Sue (Nicole Kidman) ingin mengadopsi dan merawat Saroo. Saroo kecil terus beradaptasi dengan hidupnya, sampai dewasa usianya menginjak 25 tahun Saroo (Dev Patel) harus kuliah di Melbourne. Ingatan muncul perlahan tentang dari mana ia berasal ketika ia bertemu dengan teman-teman kuliahnya yang berasal dari Kalkuta. Dari situ ia tak bisa melepaskan ingatan-ingatan masa kecil, kakak, dan ibu kandungnya.

Keadaan Sarro terus mengkhawatirkan memikirkan keluarga kandungnya. Itu membuat kekasihnya, Lucy (Rooney Mara) dan Sue sedih. Didukung oleh kekasihnya dan Google Earth (saran dari salah satu teman kuliahnya), juga ingatan-ingatan masa kecilnya yang tak henti mengiang-ngiang di pikirannya, ia berhasil menemukan ibu dan adik perempuannya yang sudah dewasa, sedangkan Guddu sudah meninggal dunia.

Ada satu adegan yang menurut saya sangat emosional, menyentuh, mengungkapkan alasan yang sangat tulus dan mulia ketika Saroo akhirnya mendatangi Sue yang saat itu sangat amat sedih dengan kondisi Mantosh (anak adopsi John dan Sue yang lain) untuk minta maaf karena ia bukan anak adopsi yang baik dan menyesal karena Sue tak bisa memiliki anak kandung. Namun Saroo salah, Sue bisa memiliki anak tapi mereka memilih tidak memiliki anak dan menginginkan Saroo dan Mantosh untuk mereka pelihara. Alasannya adalah:

"The world has enough people in it. Have a child couldn't guarantee it will make anything better. But to take a child that's suffering like you boys were, give you a change in the world. That's something. (Dunia sudah memiliki cukup banyak orang. Memiliki anak tidak menjamin akan membuat semuanya menjadi lebih baik. Namun mengadopsi anak yang menderita seperti kalian, untuk memberi kalian kesempatan itu adalah hal yang jauh lebih baik.)"

Dari awal sampai hampir akhir cerita saya penasaran kenapa film ini diberi judul Lion sementara ceritanya tak ada sama sekali hubungannya dengan Lion (singa). Di akhir cerita, baru dijelaskan bahwa Saroo kecil salah mengucap namanya. Nama yang sebenarnya adalah Sheru, yang dalam bahasa India artinya Lion. Saroo kecil juga salah menyebut nama kotanya Ganestlay, itu sebabnya orang-orang tak  bisa menemukannya. Yang benar adalah Ganesh Talai.

John, Sue, Saroo, juga ibu kandungnya masih hidup ketika kisah ini difilmkan. Ditulis bahwa Saroo Brierley berhasil kembali ke Ganash Talai pada tanggal 12 Februari 2012. Dia hilang selama lebih dari 25 tahun. Di malam yang sama, ketika Saroo masuk ke dalam kereta kosong kemudian terpisah, kakaknya Guddu tewas tertabrak kereta yang tak jauh dari peron tersebut. Ide cerita film ini biasa saja. Menjadi menarik untuk ditonton karena kisah ini diangkat dari kisah nyata.

Nilai: 4/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim