Skip to main content

Ulasan Film: The Others (2001)



The Others merupakan film bergenre horor misteri. Film ini  salah satu film favorit saya. Entah sudah berapa kali saya menonton film The Others.  Banyak hal yang bisa saya gali dalam film ini. Baru saya baca di Wikipedia ternyata film ini juga mendapat banyak penghargaan. Pertama kali menonton film ini saya dibuat ternganga-nganga (bingung deh bahasanya apa :)) dengan jalan akhir ceritanya. Jalan cerita yang tak pernah saya duga seperti film-film horor lainnya.

Cerita berawal dari teriakan Grace Stewart (Nicole Kidman) di tempat tidurnya. Ia tinggal di sebuah rumah yang sangat besar dan agak tua di Jersey, The Channel Island, 1945. Tipikal rumah horor yang penuh dengan misteri. Kemudian datang seorang ibu tua, Mrs. Bertha Mills, seorang bapak tua, Mr. Edmund Tuttle, dan seorang gadis bisu, Lydia. Grace mengira mereka datang ke rumahnya untuk bekerja. Namun ketiga orang itu meng-iya-kan apa yang diminta oleh Grace tanpa mengatakan apapun. Grace memiliki dua anak, Anne dan Nicholas. Kedua anak Grace tidak bisa terpapar cahaya matahari. Jadi ketika mereka ingin keluar ruangan, seluruh ruang harus ditutup dan hanya sedikit cahaya lentera saja yang menerangi mereka. Jika sedikit saja mereka terkena sinar matahari kulit mereka akan melepuh dan sulit bernafas.

Grace adalah penganut agama yang taat. Setiap hari kedua anaknya harus mempelajari semua yang tertulis di Kitab (injil). Mereka harus mempercayai isinya dan tak boleh membantahnya. Grace percaya bahwa setelah mati, anak-anak pembohong akan masuk ke dalam Limbo (neraka yang ditulis dalam injil). Hal itu selalu ia katakan pada Nicholas dan Anne ketika mereka tak menuruti apa yang diinginkan Grace. Nicholas adalah anak laki-laki yang sangat penakut, sedangkan Anne adalah anak perempuan yang sangat cerdas dan sensitif juga sedikit jahil pada Nicholas, adiknya. Anne selalu mengkritisi apa yang ia baca. Ia juga bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu ia senang sekali menakut-nakuti adiknya yang cengeng dan penakut. Sementara ibunya susah sekali mempercayai Anne. Beberapa kali ia dihukum oleh ibunya karena ulahnya. Ia selalu dihukum dengan membaca buku atau Kitab di ruang yang terpisah dengan Nicholas.

Di ruang itu, Anne kenal dengan seorang "teman" yang mungkin seumuran dengannya bernama Victor, juga keluarganya. Anne menyebut mereka hantu. Grace tak percaya pada Anne bahwa ada orang lain di rumahnya. Meskipun ia mendengar sebuah tangisan yang ia pikir itu adalah anak-anaknya, piano yang terbuka, dan pintu yang terbuka padahal ia yakin sekali sudah menguncinya, ia masih tidak percaya bahwa apa yang dikatakan Anne benar. Ketika Grace sedang merajut, ia mendengar suara kaki yang berjalan ke sana kemari dengan suara yang keras di ruang atas, dan itu membuat ia kesal. Ia pikir itu ulah adalah Lydia, namun pada kenyataannya Lydia sedang berada di luar dan tak ada seorangpun nampak melakukan itu. Ia temui Anne yang sedang dihukum, suara itu masih terdengar oleh telinganya. Ia bertanya keras pada Anne, namun Anne bilang ia tidak tahu karena Grace tak mempercayainya sebelumnya. Lalu ia baru mempercayai bahwa apa yang dikatakan Anne benar ketika ia merasakannya sendiri.

Grace mulai gelisah dan menyiapkan senapan untuk membunuh orang-orang yang mereka sebut hantu yang menggangu ketenangannya, juga mencari apa yang sebenarnya terjadi di rumahnya. Di satu ruangan ia menemukan album foto. Di dalamnya terdapat foto-foto orang sudah meninggal. Dan yang membuatnya kaget bahwa di dalamnya terdapat foto Mr. Tuttle, Mrs. Mills, dan Lydia. Sementara itu Anne keluar kamar dan menemukan 3 kuburan yang tertutup oleh sampah-sampah yang selama ini ditutup rapat oleh Mr Tuttle. Dibukanya batu nisan itu bertuliskan di antaranya Mr. Tuttle, Mrs. Mills, dan Lydia. Sejauh cerita ini, saya pikir yang menjadi hantu dan jahat adalah mereka bertiga.

Tahu bahwa Mrs. Mills, Mr. Tuttle, dan Lydia sudah meninggal. Grace tak membiarkan mereka masuk ke rumahnya. Sementara Anne dan Nicholas diminta oleh Grace untuk bersembunyi di dalam lemari, tak lama kemudian berteriak. Dari luar pintu, Mrs. Mills mengatakan bahwa penyusup sudah datang ke rumah ini dan ingin mengusir mereka. Penyusup di sini adalah manusia. Penyihir dan satu keluarga yang ingin mengusir hantu. Di adegan inilah yang membuat saya tercengang bahwa Grace dan anak-anaknya lah hantu tersebut. Bahwa sebenarnya mereka sudah meninggal.

Dari kegiatan pengusiran hantu tersebut diketahuilah bahwa Grace meninggal karena menembak kepalanya sendiri setelah membunuh anak-anaknya dengan menutup kepala mereka dengan bantal. Barulah Grace dan anak-anaknya sadar bahwa mereka sudah meninggal dan menjadi hantu. Dan sedari awal Mrs. Mills sudah mengetahui itu, tapi ia tidak ingin mengatakannya. Setelah Grace mengetahui bahwa dirinya sudah meninggal, Mrs Mills baru menceritakan semuanya pada Grace dan bahwa Lydia bisu bukan dari lahir, tapi ia bisu ketika mengetahui dirinya sudah meninggal dan menjadi hantu. lalu ia berkata:

The intruders are leaving, but the others will come. Now, sometimes we senses them, but the other times we won't. But that's the way it's always been.

Dari kata-kata inilah kata "the others" mengacu pada para pengganggu, penyusup, atau orang lain yang datang untuk menguasai suatu tempat atau kondisi.


Dalam pelukan Grace, Anne menanyakan sesuatu yang pernah ia baca dalam kitab tentang pembuangan orang yang sudah mati ke Limbo. Dan ketika mendapati diri mereka sudah mati dan mereka tidak berada di Limbo, Grace hanya bisa mengatakan:

"I don't know if there even is Limbo. I'm no wiser than you are. I do know that I love you. I've always loved you. And this house is ours."

Kata-kata itu menunjukkan alasan Grace membunuh anak-anaknya dan dirinya sendiri karena ia sangat mencintai anak-anaknya, juga tak kuat dengan keadaan sakit yang mereka derita. Grace tidak akan membiarkan siapapun mengambil milik mereka. Ia juga mengakui bahwa terkadang anak lebih bijaksana dan kuat daripada orangtua.

Anne dan Nicholas tak perlu takut lagi pada cahaya. Kematian membebaskan mereka dari rasa sakit. Mereka tinggal tenang di rumah itu meskipun manusia akan datang menghuni rumah itu. Mereka akan tetap mempertahankan tempat tinggal mereka hingga tak ada satu manusiapun yang  ingin meninggali rumah itu. Berkali-kali mereka mengatakan:
This house is ours.




Bagi pecinta film horor ringan, film ini layak ditonton. Maksudnya ringan di sini adalah tidak adanya penampakan hantu yang menyeramkan dan suara-suara yang bikin jantung berdegup kencang. Namun untuk alur cerita, bagi saya film ini memiliki cerita yang berat. 

Saya menonton film ini beberapa kali untuk menggali banyak hal menarik yang bisa saya ambil dari film ini. Di beberapa adegan, penonton (termasuk saya) tidak sadar beberapa clues yang menunjukkan bahwa mereka adalah hantu. Itu ditunjukkan oleh sikap Mrs. Mills yang berusaha untuk memberi tahu banyak hal ketika ia menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam setiap percakapan, dan salah satunya adalah ketika ia dan Mr. Tuttle membuka semua gorden rumah. Tidak seperti cerita horor lainnya yang menyajikan cerita dari sudut pandang manusia yang takut karena hantu, tapi film ini menyajikan cerita dari sudut pandang si hantunya.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim