Skip to main content

Ulasan Film: In Time (2011)


In Time merupakan film laga, fiksi-ilmiah, thriller Amerika. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Andrew Niccol. In Time memiliki durasi cerita selama kurang lebih satu jam empat puluh sembilan menit. Film ini dibintangi oleh Justin Timberlake dan Amanda Seyfried sebagai pemain utamanya. In Time rilis di Amerika pada 28 Oktober 2011 dan rilis di Indonesia pada 4 November 2017.

Ceritanya, di masa depan, fisik manusia akan terhenti pada usia 25 tahun. Orang-orang tak akan menua. Namun mulai usia tersebut terpasang di tangan mereka seperti jam digital yang terus bergerak sesuai waktu yang sudah mereka punya. Jadi, mereka akan mati jika waktu yang ada di tangan mereka sudah menunjukkan angka 00:00:00. Oleh sebab itu mengapa film ini diberi judul  In Time. 

Semua orang berjuang untuk mendapatkan waktu lebih banyak untuk memiliki hidup yang lebih panjang. Bisa dengan cara bekerja, mencuri waktu dari orang lain, atau meminjam ke bank waktu dengan bunga yang tak tentu hitungannya. Waktu sangat berharga bagi setiap orang. Karena semua transaksi dilakukan dengan menggunakan waktu, bukan uang. Gaji dibayar pakai waktu. Naik bis bayarnya pakai waktu. Minum kopi atau makan di restoran atau kafe bayarnya pakai waktu. Menginap di hotel dan membayar tol bayarnya pakai waktu. Pokoknya semua transaksi dibayar dengan waktu. Ada pula orang yang tidak bekerja dan kerjanya mencuri waktu. Menyedot waktu orang-orang supaya habis waktunya dan membuat waktunya terus bertambah hingga ia bisa hidup lebih lama.

Waktu yang dimiliki seseorang juga bisa tergantung pada status sosial. Semakin tinggi status sosialnya semakin banyak waktu yang dimiliki. Yah seperti di kehidupan nyata. 

Konflik dimulai dari seorang pemuda bernama Will Salas (Justin Timberlake) yang tinggal di populasi kelas rendah yang tentunya miskin waktu. Ia harus bekerja pontang panting untuk mendapatkan banyak waktu untuk menambah waktu di denyut tangannya dan kelangsungan hidup ibunya, Rachel Salas (Olivia Wilde), agar mereka bisa terus bersama. Yang menarik adalah fisik Will Salas dan ibunya setara, sama-sama masih muda. Karena dalam cerita ini penampilan fisik akan berhenti di usia 25 tahun. Mereka saling support satu sama lain untuk mendapatkan waktu yang lebih banyak. Walaupun pada akhirnya sang ibu meninggal karena kehabisan waktu. Setiap hari pembayaran bis atau apapun tarif waktunya bisa naik dengan sangat cepat. Will terlambat untuk menolong ibunya karena itu bukan situasi yang ia duga.

Pada suatu kesempatan Will menolong seseorang yang memiliki sangat amat banyak waktu. Seperti mendapat rejeki nomplok buat Will, pemuda itu mentransfer hampir semua waktunya pada Will ketika Will sedang tidur. Sang pemuda bercerita bahwa ia bosan hidup dalam keabadian yang tiada habisnya. Cukup ironis, ketika semua orang menginginkan keabadian alias ingin hidup selamanya, tapi si pemuda tersebut malah ingin mengakhiri hidupnya. Dalam sekejap Will menjadi seorang yang kaya waktu. Ia memberikan sedikit waktunya pada sahabatnya, Borel. Namun sayangnya waktu itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Ia menghabiskan waktunya dengan membeli banyak minuman hingga waktunya habis.



Alih-alih Will senang dengan kekayaan waktu yang ia miliki, justru ia menjadi buronan Timekeeper gara-gara hibah waktu yang ia dapatkan. Konflik semakin runcing ketika ia datang ke tempat kasino dan bertemu dengan seorang wanita bernama Sylvia Weis (Amanda Seyfried) anak dari seorang pengusaha pemilik kerajaan waktu. Will mengincar waktu dari mereka. Namun sebelum mendapatkan waktu yang diinginkan, Timekeeper keburu menemukan jejak Will.  Will menyandera Sylvia untuk meminta tebusan waktu pada ayahnya. Bisa ditebak, Will dan Sylvia akhirnya jatuh cinta.  Mereka berdua memiliki misi yang sama, yaitu menginginkan semua orang memiliki banyak waktu demi kelangsungan hidup yang lebih lama, tidak mati sia-sia karena kehabisan waktu.

Kata-kata "Time is money" barangkali kata-kata yang semua orang sering dengar. Kurang lebih cerita ini menggambarkan kata-kata itu. Saya sangat salut dengan penulis ide cerita ini dengan idenya yang brilian mengemas alur ceritanya. Kok bisa kepikiran membuat konsep cerita seperti itu.
Walaupun cerita film ini seperti tak masuk akal, namun jika dihubungkan dengan dunia nyata yang saat ini terjadi nampaknya film ini hampir memiliki kesamaan. Bedanya, di dunia nyata setiap orang di beberapa tempat harus bertransaksi menggunakan kartu, sedangkan di film ini segalanya menggunakan waktu. Bisa jadi untuk beberapa tahun ke depan tak akan ada lagi transaksi yang menggunakan uang, tapi semua dilakukan dengan kartu. Jika melihat pada status sosial, mereka yang memiliki status sosial tinggi akan mampu bertahan hidup lebih lama, sedangkan mereka yang berstatus sosial rendah harus bekerja lebih keras untuk bertahan hidup, kecuali mendapat keberuntungan seperti Will Salas 😊

Layakkah film ini untuk ditonton? Pastinya sangat layak.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim...

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu...

Ulasan Film: Cabin 28 (2017)

  Cabin 28 merupakan film horor Amerika. Film ini diangkat berdasarkan salah satu kejadian nyata tentang kasus pembunuhan yang tak populer dan belum terungkap dalam sejarah Amerika. Cabin 28 rilis pada 1 Agustus 2017. Film ini disutradarai oleh Andrew Jones dan ditulis oleh John Klyza. Bagaimana dan apa jadinya jika kita baru saja pindah ke rumah baru dan pada malam harinya mendapat teror dari orang-orang bertopeng yang tak dikenal? Jawabannya sudah pasti menakutkan dan menegangkan. Kejadian itu terjadi pada sebuah keluarga yang baru pindah ke Keddie, California, pada tahun 1981. Seorang ibu, Sue (Terri Dwyer), bersama 4 anaknya; Johnny (Sean Rhys-James), Tina (Harriet Rees), Greg (Lucas Bradwell), dan Ricky (Alexander Bradwell), baru saja pindah dan menempati tempat baru yang dinamakan Cabin 28 atau Kabin 28. Disebut kabin karena memang bangunan itu bukan seperti tipikal rumah Amerika pada umumnya melainkan sebuah kabin, bangunan yang seluruh materialnya terbuat dari k...