Skip to main content

Ulasan Film: The Book of Henry (2017)



The Book of Henry dibintangi oleh Jacob Tremblay dan Maddie Ziegler. Namun bintang utama film tersebut adalah Naomi Watts dan Jaeden Lieberher yang berperan sebagai Henry. Film ini disutradarai oleh Colin Trevorrow dan ditulis oleh Gregg Hurwitz. The Book of Henry rilis di Los Angeles Film Festival (LAFF) pada 14 Juni 2017 dan rilis di Amerika pada 16 Juni 2017.

Dari judulnya jelas bahwa film ini menceritakan tentang buku si Henry (11 tahun). Meski umurnya masih sangat muda tapi ia adalah anak yang sangat jenius dan menyebut dirinya dewasa sebelum waktunya.

Kisah film ini tentang Henry, adiknya, Peter (Jacob Tremblay), ibunya, Susan (Naomi Watts) seorang single parents, tetangga perempuannya juga teman sekelasnya Christina (Maddie Ziegler) yang hidup dengan ayah tirinya, Glenn Sickleman. Henry bukan hanya jenius, tapi ia juga sangat peka dengan lingkungan sekitarnya. Ia tidak akan bisa diam bila melihat seseorang (terutama perempuan) tersakiti.

Di satu momen dan momen lainnya, ia memperhatikan Christina nampak selalu tidak bahagia. Sejak saat itu ia mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Di satu malam Henry tak bisa tidur. Jendela kamarnya berhadapan dengan jendela kamar Christina dan Glenn. Dari situ ia tahu apa yang terjadi pada Christina, bahwa ia diperlakukan tidak baik dan kasar oleh ayah tirinya. Henry mengadukan semua perlakuan Glenn pada salah satu konsular sekolah, namun tak ada yang bisa ia perbuat karena Glenn adalah seorang komisaris polisi dan anggota dewan yang terhormat. Luka lebam, kelelahan, dan penurunan performa di kelas yang ditunjukkan oleh Christina tak cukup bukti untuk mengadili Glenn.

Henry menelepon pekerja sosial namun hal itu tetap tidak berhasil. Jadi ia memutuskan menyelesaikan semuanya sendiri. Ia merancang strategi untuk membunuh Glenn dengan sangat detil, merekamnya di tape recorder dan menulis di bukunya.





Pada suatu malam Henry tiba-tiba kejang dan seluruh tubuhnya terguncang. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit. Selama 3-4 bulan terakhir ia mengalami sakit kepala luar biasa tapi ia tak menunjukkan pada ibu dan adiknya. Menurut analisa dokter terdapat tumor di kepalanya dan harus dioperasi. Setelah operasi, Henry hanya bertahan hidup selama beberapa hari. Ia tahu bahwa ia tak akan berada di dunia lagi. Dan itu benar-benar terjadi, ia meninggal dunia, tentunya sangat mengguncang hati Susan dan Peter.

Satu hari sebelum meninggal, Henry menitip pesan pada Peter bahwa ia harus memberikan buku dan semua yang sudah Henry kerjakan pada ibunya, Susan.



Dari buku yang Henry tulis, Peter mengatakan pada Susan bahwa Henry ingin membunuh Glenn. Awalnya Susan tidak ingin melakukan apa yang ingin Henry lakukan. Namun ketika berbagai cara dengan menelepon beberapa institusi sosial tak berhasil dan ia melihat langsung apa yang dilakukan Glenn melalui jendela, ia baru yakin bahwa ia harus melakukan apa yang diinginkan Henry.

Dari rekaman dan tulisan yang dibuat Henry, Susan menjalankan semuanya satu per satu. Pada satu malam Talent Show yang diadakan di sekolah Peter dan Christina, Susan melakukan aksinya. Ia berhasil membuat Glenn datang ke tempat yang sudah Henry susun dengan sangat cermat dan tepat. Susan sudah bersiap membidik Glenn dengan mendengar perintah yang sudah terekam di tape recorder. 

Ketika Susan siap menarik pelatuk senapan, sikutnya menyenggol sesuatu yang dibuat oleh Henry dan berakhir dengan terbukanya lipatan foto-foto masa kecil Henry dan Peter yang tergantung di dinding tepat di depan Susan. Lalu ia melepaskan jarinya dari pelatuk dan tak jadi menembak Glenn. Ia tersadar bahwa Henry hanyalah anak kecil dan tak bisa mengontrolnya untuk melakukan hal yang buruk dengan membunuh seseorang.



Sementara di sekolah, Christina menunjukkan bakatnya menari balet. Ya ya sesuai dengan bakat Maddie Ziegler. Sedangkan Peter melakukan trik sulap. Dalam beberapa film, Jacob Tremblay melakukan trik sulap, dan ia selalu melakukan itu dengan gaya yang menggemaskan.

Setelah acara Talent Show selesai, beberapa polisi datang ke sekolah membawa kabar bahwa Glenn telah tewas bunuh diri. Christina nampak sedih juga senang. Mendapatkan izin resmi secara hukum, Christina tinggal bersama Susan. Sedari awal Susan memang sangat menyukai dan mencintai Christina.



Dari awal cerita saya sangat suka dengan kata-kata Henry. Digambarkan usianya yang baru 11 tahun tapi tapi kata-katanya sangat dalam, bermakna, dan pemikirannya dewasa sekali. Salah satu kalimat yang sangat saya suka adalah ketika ia berbicara pada ibunya sebelum tidur tentang kekerasan terhadap seorang perempuan yang dilakukan oleh pasangannya yang terjadi di mini market dan ia tidak bisa melakukan apapun karena ibunya melarangnya. Di akhir percakapan pada adegan itu:

Henry: "Violent isn't the worst thing in the world."
Susan: "What is then?"
Henry: "Apathy."

Pada dasarnya film ini merupakan film keluarga. Alur cerita film ini maju dengan jalina cerita yang sangat ringan. Jadi bisa ditonton oleh seluruh keluarga.

Nilai: 4/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim