Skip to main content

Ulasan Film: Like Stars On Earth (2007)


Like Stars On Earth. Sabtu, 27 Februari 2016. Sabtu ini kegiatan Reading Club tidak hanya diikuti oleh anak-anak Reading Club tapi juga anak-anak yang lain. Semua bergabung dalam kegiatan ini karena saya memutuskan untuk memutarkan sebuah film yang sangat bagus dan menarik untuk anak-anak dan guru (barangkali juga orangtua) tonton. 

Meskipun kegiatan ini menonton film, tapi anak-anak akan tetap membaca, membaca teks terjemahan film berbahasa India ini untuk tahu isi cerita di dalamnya. film itu berjudul Like Stars On Earth. Film yang asal judulnya Taare Zameen Par Dibintangi oleh mega star bollywood Aamir Khan, salah satu aktor favorit saya, yang juga memproduseri film ini. Film ini bercerita tentang seorang anak laki-laki berusia 8 tahun (Ishaan Nandkishore Awasthi) yang mengidap penyakit disleksia. Pada awalnya kedua orangtua Ishaan, terutama ayahnya, tidak mengetahui tentang kelainan yang dimiliki oleh anaknya. Ia tidak suka membaca dan menulis. Kedua hal itu seperti selalu menghantuinya. Karena ia tak mampu membaca dan menulis kalimat-kalimat dengan benar seperti teman-teman yang  lainnya. Hasil ujian dan pekerjaannya di sekolah tak pernah mendapatkan hasil yang memuaskan. Ia selalu gagal dan menjadi bahan tertawaan teman-temannya serta amarah guru-gurunya. Berbeda dengan kakaknya yang selalu mendapatkan prestasi terbaik di sekolahnya. Mesku begitu, Ishaan sangat mahir melukis. Ia memiliki kepekaan seni yang tinggi daripada anak pada umumnya. Itu tidak pernah disadari oleh orang sekitarnya bahkan orangtuanya sendiri. Sampai akhirnya orangtuanya sangat marah dan kecewa dengan hasil belajar Ishaan di sekolah, hingga ayahnya memutuskan untuk memasukkannya ke sekolah asrama. Ishaan mengalami kesedihan yang mendalam. Ia sangat tidak bahagia dengan kehidupannya di sekolah asrama. 

Namun, kehidupan Ishaan mulai berubah ketika datang seorang guru seni pengganti yaitu Ram Shankar Nikumb (Aamir Khan). Ia juga mengajar di sekolah anak-anak berkebutuhan khusus. Cara ia mengajar berbeda dengan guru-guru lainnya. Ia begitu baik, perhatian, dan berusaha dekat dengan semua anak. Diperhatikannya Ishaan tidak bahagia tiap kali ia mengajar. Lalu ia mencari tahu apa yang terjadi pada Ishaan. Ia memeriksa semua buku Ishaan, dan memperhatikan setiap tulisan yang salah (dilingkari) oleh guru. Hampir semua tulisan yang ia tulis terbalik. Kemudian, ia mengunjungi rumah Ishaan dan menganalisis semua buku miliknya. Ia terkejut ketika ia melihat bahwa Ishaan sangat pandai melukis. Ia katakan pada orangtua Ishaan bahwa anak itu memiliki penyakit disleksia. Namun ayahnya tak suka dan percaya dengan asumsi itu. Ayahnya menyakini bahwa Ishaan adalah anak yang malas, oleh karena itu ia menjadi anak yang tertinggal secara akademis. 

Pada hari berikutnya, Nikumb mengajar di kelas Ishaan, ia menjelaskan tentang orang yang memiliki disleksia. Ishaan mengira bahwa Nikumb sedang menyinggungnya. Tapi ia salah, bahwa yang sedang Nikumb bicarakan Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Thomas Alva Edison, Pablo Picaso, Agatha Christie,  Walt Disney, dan Abishek Bachan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki disleksia tapi menjadi orang termashur di dunia. Setelah kelas selesai, Nikumb mengatakan pada Ishaan bahwa dirinya juga memilki penyakit disleksia, tapi tidak menyebutkannya di kelas. 

Sejak saat itu Ishaan mulai berubah. Ia belajar membaca dan menulis dengan cara menyenangkan diajari oleh Nikumb, sampai ia mampu menulis dan membaca dengan benar. Ia sudah bisa memakai dasi dan mengikat tali sepatu dengan benar, juga menyisir rambutnya dengan rapi. Di akhir tahun sekolah, Nikumb mengadakan kompetisi melukis yang boleh diikuti oleh siapapun, termasuk guru dan kepala sekolah. Pada hari kompetisi, Ishaan tak kunjung datang ketika semua orang sudah mulai melukis. Nikumb sangat gelisah dan khawatir. Tak ada seorangpun yang tahu dimana Ishaan berada. Beberapa waktu kemudian Ishaan akhirya datang, Nikumb langsung memberikannya selembar kertas untuk melukis. Mereka berdua mulai melukis dengan gaya lukisan masing-masing. 

Setelah semua selesai, waktunya juri mengumumkan siapa yang akan mendapatkan predikat lukisan terbaik. Dengan gaya kreatif yang menonjol Ishaan menjadi juara pertama, sedangkan Nikumb dengan lukisan gambar wajah Ishaan memperoleh juara kedua. Pada akhirnya, setelah banyak pembuktian, orangtua Ishaan, terutama ayahnya, mengerti tentang keadaan Ishaan dan menerima semua itu. Pada saat pengambilan hasil belajar selama Ishaan di sekolah asrama, hasil Ishaan sangat memuaskan dan  itu membuat orangtuanya bangga dengan senyum suka cita.


Film ini sangat emosional. Di akhir film, beberapa anak mengaku bahwa mereka menahan air mata mereka keluar (karena malu mendapat ejekan teman-temannya) ketika menyaksikan kesedihan Ishaan. Sedangkan salah satu teman (guru laki-laki) saya tak bisa menahan air matanya berlinang, dan membiarkan anak-anak mengejeknya. Dasar anak-anak :D

Note: Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7-8 tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata.

Nilai: 5/5

Comments

Popular posts from this blog

Ulasan Film: Sadak 2

Sadak 2 merupakan sekuel film India Sadak yang rilis tahun 1991 dibintangi oleh Sanjay Dutt. Ia pun kembali menjadi pemain utama di Sadak 2. Selain Sanjay Dutt, Sadak 2 dibintangi oleh Alia Bhatt dan Aditya Roy Kapur. Film yang menuai kontroversi sejak perilisan trailernya dengan dislike terbanyak sepanjang sejarah film India ini mengisahkan tentang seorang gadis, Aryaa Desai (Alia Bhatt), yang harus melakukan perjalanan ke Kailash demi memenuhi keinginan mendiang ibunya. Dengan menyewa jasa taksi yang sudah Aryaa pesan beberapa waktu sebelumnya yang mana pemiliknya adalah Ravi  Kishore (Sanjay Dutt). Bersama kekasihnya, Vishal Thakur (Aditya Roy Kapur), Aryaa menjalankan misinya yang pastinya tak mulus. Perebutan harta kekayaan dan kepercayaan agama dengan aliran tertentu adalah isu yang diangkat dalam film berdurasi selama dua jam enam belas menit ini. Hal itu dikuatkan dengan baris kalimat: Tak ada bisnis yang lebih besar daripada bisnis tuhan . Terlepas dari kontroversi film ini, d

Ulasan Film: Blok M (1990)

Blok M merupakan film drama remaja Indonesia tahun 1990. Film ini disutradarai oleh Eduard Pesta Sirait dan ditulis oleh Helmy Yahya yang juga menjadi salah satu pemain pendukung dalam film ini. Film Blok M dibintangi oleh Desy Ratnasari , Paramitha Rusady Nia Lavenia, Lenny Marlina, Chris Salam, Torro Margen, dan masih banyak lagi. Paramitha Rusady meraih nominasi sebagai Aktris Pendukung Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 1990 atas perannya di film ini. Blok M mengisahkan tentang kehidupan remaja SMA Jakarta yang senang hang out dan menghabiskan waktu setelah sekolah di mall Blok M dan lintasan melawai. Lola (Desy Ratnasari), seorang remaja SMA yang memiliki genk bersama 3 temannya, Widya (Nia Lavenia), Uyun, dan Winda. Lola yang selalu kesepian karena kedua orangtuanya yang sibuk selalu menghabiskan waktunya di Blok M bersama genk-nya yang sangat kompak dan solid hanya untuk bersenang-senang. Berbeda dengan Lola, Cindy (Paramitha Rusady), yang juga teman satu

The Mentalist (2008-2015)

The Mentalist adalah judul TV Series polisi (detektif pembunuhan) Amerika yang tayang dari September 2008 sampai Februari 2015. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Tayang dari Season 1 sampai season 7 dengan jumlah episode sebanyak 151. Season 1 berisi 23 episode, season 2 berisi 23 episode, season 3 berisi 24 episode, season 4 berisi 24 episode, season 5 berisi 22 episode, season 6 berisi 22 episode, dan season 7 berisi 13 episode. The Mentalist adalah TV series drama misteri polisi Amerika. TV Series ini diciptakan oleh Bruno Heller yang juga menjadi Eksekutif Produser. Cerita The Mentalist ditulis oleh beberapa penulis yang berbeda (7 penulis), dan juga disutradarai oleh orang yang berbeda-beda (6 penulis), salah satunya disutradarai oleh pemain utama serial ini, Simon Baker. Aktor inti TV Series ini adalah: Simon Baker sebagai Patrick Jane (Konsultan) Robin Tunney sebagai Teresa Lisbon (Agen CBI/FBI) Tim Kang sebagai Kim